Tags

, , , , , ,

Title : I

Pairing : Wonkyu, YunJae, KangTeuk, GTop, and more

Genre : Romance, Family, Angst

Disclaimer : All casts are belong to their self and God

Inspired : Please guess it… 🙂

Warning : Un-betaed a.k.a. Typos, GS, AU, OOC, several OCs

Sequel : Sky

( 。・_・。)(。・_・。 )

“Mengapa kau tidak melaporkanku? Mengapa kau tidak datang kepadaku dan meminta uang tutup mulut? Apa karena kau tidak mengenalku?”

“Aku memang tidak mengenal nona walau aku bisa saja melaporkan tindakan berbahaya nona karena aku sempat melihat plat mobil nona.”

“Lalu kenapa kau tidak melaporkan aku? Aku ini model dan penyanyi terkenal. Aku memiliki uang. Dan jika kau ingin uang, aku bisa memberikannya.”

“Aku tidak mau uang dari cara seperti itu nona. Aku masih sanggup mencarinya sendiri. Lagipula alasan saya tidak melapor adalah saat saya menatap mata nona waktu itu, saya bisa melihat betapa kesepiannya nona. Mata yang sama seperti saya. Jadi saya tidak ingin menambah beban nona dengan kejadian itu sementara saya baik-baik saja.”

.

.

.

Kyuhyun memandang gedung besar dihadapannya saat ini. Begitu megah dan agung karena artitekturnya yang mengagumkan. Namun bukan karena itu Kyuhyun mengembangkan senyumnya yang jarang dilihat khalayak banyak itu jika bukan di majalah atau di media lainnya.

Bukan. Kyuhyun bukan tersenyum karena indahnya gedung yang menjadi tempat pargelaran busana dari designer muda berbakat, Kim Jiyong. Kyuhyun tersenyum karena dia akan bertemu dengan lelaki yang sudah mencairkan es di hatinya.

Lelaki bodoh yang tulus dan terlalu baik hati.

Choi Siwon.

“Selamat siang Kyuhyun-ssi.” Sapa seseorang yang suaranya sangat dihafal oleh Kyuhyun. Gadis itu muda berbalik dan tersenyum semakin lebar karena yang ada dihadapannya sekarang adalah,

“Siang Siwon oppa.”

.

.

.

Jiyong memandang semua pencari berita itu dengan tatapan malas dan tak peduli meski saat ini dia sedang melangsungkan press conference untuk acara besarnya malam ini. Sejak sepuluh menit yang lalu, Jiyong selalu menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari reporter-reporter itu dengan jawaban singkat, membuat mereka semua sedikit jengkel dengan tingkah laku Jiyong yang suka seenaknya itu.

“Anda gugup Jiyong-ssi?” satu pertanyaan terlontar dari seorang reporter dari majalah fashion ternama. Jiyong menatapnya balik dan memiringkan kepalanya sedikit sambil bertanya,

“Karena?”

“Karena dua model amatir yang anda rekrut itu.” Jawabnya mengungkit keputusan Jiyong menggunakan dua model yang sama sekali tidak memiliki pengalaman. Reporter itu berharap dia mendapatkan komentar kontroversial dari Jiyong mengingat gadis berambut biru itu mudah sekali terpancing emosinya. Namun perkiraan sang reporter salah besar ketika Jiyong justru tersenyum sebelum tertawa kecil. Dia kembali menatap sang reporter dengan senyum yang terpatri di wajah cantiknya walau…

Walau semua orang dapat menduga bahwa Jiyong sangat kesal kepada reporter tersebut karena tatapannya yang tajam seolah-olah ingin membunuh si reporter.

“Ahahaha… Untuk apa saya gugup karena model-model saya? Amatir anda bilang? Lebih baik anda lihat sendiri seberapa amatirnya mereka.” Olok Jiyong kepada sang reporter sebelum angkat kaki dan meninggalkan tempat press conference tersebut meski acaranya belum selesai. Tindakan Jiyong mengundang kepanikan dari panitia tapi kekehan keras dari Yunho dan Jaejoong yang sedari tadi berdiri tak jauh dari tempat press conference tersebut.

Keduanya menggelengkan kepala mereka melihat aksi walkout Jiyong walaupun mereka bisa mengerti mengapa gadis itu melakukannya.

Siapa suruh reporter itu meremehkan model-model yang dipilih Jiyong? Terlebih lagi slaah satu dari model tersebut adalah kekasih dari Jiyong.

.

.

.

Satu per satu model mulai berjalan. Mulai dari model wanita yang berlenggak lenggok di catwalk dengan anggun sampai model pria yang berjalan dengan gagah, memperagakan rancangan koleksi terbaru dari designer muda berbakat Kim Jiyong. Semua keluar dengan tatanan rambut dan make up yang sama. Terus demikian sampai kedua model utama, pria dan wanita, yang memperagakan desain terakhir dari Jiyong.

Keduanya berjalan beriringan menuju ujung catwalk dan berpose layaknya pasangan untuk bidikan kamera sebelum kembali berjalan menuju belakang panggung.

Beberapa detik kemudian, semua model keluar bersamaan sambil bertepuk tangan dan berdiri sepanjang catwalk tersebut, menunggu sang designer dan kedua model utamanya untuk keluar. Tepuk tangan itu masih terus terdengar ketika Jiyong berjalan sambil tersenyum dengan lebar di damping oleh kedua model utamanya dengan sang pria yang membawa buket bunga.

Ketika berada di ujung catwalk, sang model pria memberikan buket bunga tersebut sambil memberikan kecupan di pipi kanan dan kiri Jiyong, membuat Jiyong tersipu malu walau tidak tertangkap oleh kamera. Jiyong berusaha mengusai dirinya sendiri agar dia bisa memberikan penghormatan dan berterima kasih atas kehadiran para undangan dan suksesnya acara pargelaran busanannya kali ini sebelum akhirnya kembali ke belakang panggung diikuti dengan para modelnya.

.

.

.

“Perlukah kau menciumku di depan semua orang?” pekik Jiyong tidak terima dengan ulah model utamanya tadi karena sudah berani menciumnya di depan umum. Jiyong tahu akibat dari tindakannya itu adalah headlines di semua majalah gosip. Jiyong berdecih sebal karena begitu fotonya yang dicium sang model keluar, dia akan sangat sibuk mengurus para tawon dengan kuas tinta tersebut.

“Hanya kecupan singkat sayang. Kau manis sekali tadi jadi aku tidak tahan untuk tidak menciummu.” Goda sang model utama dengan seringai mesum menempel sempurna di wajah tampannya.

“Kau…!” gemas Jiyong tak bisa sama sekali membalas model yang juga adalah kekasihnya tersebut. Entah kenapa, kerap kali mereka berdua saling bertukar olokan, Jiyong selalu menjadi pihak yang kalah. Padahal, dia selalu menang jika beradu mulut dengan Yunho tapi kenapa dengan kekasihnya sendiri dia tak bisa menang sekali pun.

Saking kesalnya, Jiyong mengembungkan pipinya, cemberut karena tak mampu membalas sang kekasih. Melihat bibir Jiyong yang sedikit mengerucut dan pipinya yang mengembung lucu, membuat lelaki tinggi itu terkekeh dan mengacak rambut kekasih cantiknya itu dengan sayang.

“Sudahi dulu marahnya. Itu kakakmu sedang menuju kemari.” Sahutnya sembari menunjuk ke suatu arah. Jiyong menoleh ke arah yang ditunjuk dan benar saja, Jaejoong dan Yunho tengah berjalan beriringan menuju ke tempatnya. Jiyong menghela nafas kasar lalu memukul lengan atas kekasihnya, melampiaskan kekesalannya.

“Kau harus menebus kesalahanmu tadi Choi Seunghyun sialan! Argh! Aku pasti akan sangat sibuk mengurusi para reporter yang sok tahu itu!” gerutu Jiyong sambil mengacak rambutnya sendiri sebelum dengan entengnya menempelkan dahinya di dada kekasihnya yang ternyata adalah Seunghyun.

Seunghyun sendiri, melihat gelagat Jiyong yang ingin bermanja kepadanya, tanpa banyak bicara langsung melingkarkan kedua lengannya mengitari pinggang Jiyong dan bahunya.

“Apapun keinginanmu tuan putri.” Tukasnya dengan memberikan kecupan singkat di pucuk kepala Jiyong.

“Gombal.” Tukas Jiyong malu. Wajahnya memerah kala mendengar Seunghyun memanggilnya tuan putri. Namun Jiyong mampu menyembunyikan wajah kepiting rebusnya dengan baik dengan melepaskan pelukan Seunghyun sedikit kasar dan membalikan tubuhnya membelakangi Seunghyun.

Seunghyun tak bisa menahan tawanya melihat betapa manisnya tingkah Jiyong sehingga membiarkan tawa itu kelaur dengan kerasnya. Lelaki tersebut terus tertawa sampai dia menyadari Jaejoong dan Yunho sebentar lagi akan sampai. Seunghyun segera membalikan tubuh Jiyong untuk berhadapannya dengannya dan mencium pipi Jiyong kilat sebelum meninggalkan Jiyong sendiri dengan wajah merahnya.

“Tuhan, tolong jelaskan kepada hamba-Mu ini, mengapa aku bisa menyukainya?” keluh Jiyong seorang diri meski senyum manis masih terukir indah di wajah cantiknya.

Tidak ada yang bisa menduga bahwa dua orang yang awalnya saling tidak menyukai dan harus terikat satu sama lain karena pakerjaan akan berakhir menjadi sepasang kekasih dalam waktu hanya seminggu.

Ketertarikan Jiyong dan Seunghyun bermula dari pesona opposite attract. Jiyong yang eksentrik namun bersahabat dan ramah dibandingkan dengan Seunghyun yang tegas, dingin namun baik hati itu, menemukan bahwa mereka berdua ternyata bisa saling melengkapi dengan perbedaan mereka. Terlebih lagi karena keduanya merasa nyaman ketika berbicara satu sama lain setelah sering bertemu di project Jiyong ini.

Seminggu.

7 hari.

Waktu yang singkat namun keduanya tahu bahwa love at first sight itu ternyata benar adanya. Well, mungkin lebih ke dislike at first sight lalu berubah seiringnya waktu.

Di sela-sela waktu persiapan sampai saatnya pargelaran itu, kebersamaan keduanya semakin menguatkan keyakinan mereka bahwa baik Jiyong maupun Seunghyun saling menyukai sehingga memutuskan untuk menjalin kasih. Keduanya tidak memikirkan status mereka di masyarakat dengan Jiyong yang merupakan seorang designer terkenal dan kaya raya sedangkan Seunghyun hanyalah pekerja di sebuah toko supplier bahan baku untuk restoran. Hal itu tidaklah penting setelah Seunghyun memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai model dengan arahan dari Jiyong.

Jiyong pun dengan senang hati membantu kekasihnya tersebut karena dia bisa melihat bakat Seunghyun sebagai seorang model. Hal itu pula lah yang membuat Jiyong mengganti model pria utamanya dengan Seunghyun karena tema yang diusung Jiyong lebih cocok menggunakan Seunghyun daripada model yang sebelumnya. Pemilihan Seunghyun pun murni karena kemampuannya dan bukan karena keputusan Jiyong semata. Jiyong berani mengganti modelnya setelah mendapatkan persetujuan dari Yunho dan dewan direksi dari perusahaan Yunho yang ternyata memiliki penilaian serupa dengan Jiyong atas kemampuan Seunghyun.

“Seunghyun mana Jiyong-ah?” suara Jaejoong membuyarkan lamunan Jiyong akan kekasihnya. Jiyong memanglingkan pandangannya ke arah Jaejoong yang didampingi oleh Yunho.

“Sedang berganti baju eonnie.” Jawab Jiyong singkat yang ditanggapi anggukan oleh Jaejoong.

“Siwon mana Jiyong-ah?” kali ini Yunho yang bertanya sambil menoleh ke kanan dan kiri mencari keberadaan adik tirinya tersebut. Jiyong dan Jaejoong sama-sama menaikan alis mereka melihat Yunho yang seperti tidak sabaran untuk bertemu dengan Siwon.

“Yun, aku perhatikan dalam 2 minggu ini kau perhatian sekali dengan Siwon. Jangan-jangan kau itu… Awww!!” pekikan kesakitan dari Jiyong menyela ucapannya sendiri. Jiyong meraba lengan atasnya yang baru saja dicubit oleh Yunho. Delikan tajam lantas diarahkan Jiyong kepada Yunho walaupun dibalas dengan tatapan yang lebih tajam, membuat nyali Jiyong ciut sedikit.

Yunho mencubit lengan atas Jiyong karena sahabatnya itu sudah berani mengatakan ide mengerikan bagi Yunho. Apalagi dia mengatakan itu di depan Jaejoong. Bisa-bisa Jaejoong salah paham.

“Yunho jelek! Sakit!” gerutu Jiyong masih meraba lengannya. Lalu tanpa peringatan, Jiyong membalasnya dengan cubitan yang sama sakitnya dengan cubitan Yunho di perut Yunho.

“Kim Jiyong!” seru Yunho yang kini merasakan kesakitan yang sama.

“Kau yang mulai lebih dulu.” Balas Jiyong. Keduanya mulai adu mulut lagi membuat Jaejoong hanya menggelengkan kepala. Jaejoong membiarkan kedua sahabat tersebut terus bertengkar sampai dia merasa sudah saatnya untuk melerai. Jaejoong menarik lengan Yunho dan mengarahkan tangannya ke pipi Yunho. Mata bulat dan besar itu menatap mata Yunho.

“Sudah. Jangan diteruskan lagi.” Lerai Jaejoong sambil tersenyum, memamerkan kecantikannya kepada Yunho.

“Baik noona.” Ucap Yunho patuh dan kembali berdiri di belakang Jaejoong, seolah-olah dia tidak pernah bertengkar sama sekali dengan Jiyong. Pose berdirinya pun seperti seorang bodyguard yang ditugaskan menjaga Jaejoong padahal Yunho adalah calon pewaris kerajaan bisnis dari keluarga Jung.

“Aish! Kenapa kau patuh sekali dengan Jae eonnie? Kau seperti kerbau yang dicucuk hidungnya. Ah, coret. Musang yang dicucuk hidungnya.” Ejek Jiyong dan sedikit menertawakan sahabatnya yang benar-benar takluk dengan kakaknya itu.

“Diam!” balas Yunho sembari mengisyaratkan dengan matanya jika Jiyong berkata lebih lanjut daripada saat ini, maka YUnho akan membuat gadis itu menyesal seumur hidup. Dan Jiyong membaca isyarat mata itu dan tanpa sadar mengangguk pelan.

Terkadang Yunho bisa sangat menyeramkan kalau sedang marah dan Jiyong kapok untuk berhadapan dengan Yunho yang seperti itu.

“Sudah, sudah. Jiyongie, jangan diteruskan lagi. Kau belum menjawab pertanyaan Yunho tadi.” Ujar Jaejoong sekali lagi melerai pertengkaran antara Jiyong dan Yunho walau sebenarnya Jaejoong juga penasaran dengan jawaban Yunho atas pertanyaan Jiyong. Bukan karena alasan yang diutarakan Jiyong tadi tapi lebih kepada mengapa Yunho begitu perhatian dengan Siwon. Yunho yang dikenal oleh Jaejoong tidak akan mau peduli dengan mereka yang bukan keluarga atau orang terdekatnya, bisa begitu memperhatikan Siwon dan selalu menanyakan keberadaan pemuda dengan pendengaran satu telinga itu.

Mengapa demikian? Mengapa Yunho bisa begitu perhatian dengan Siwon yang baru bertemu 2 minggu lalu?

“Siwon tadi bersama dengan Kyuhyunnie.” Jawab Jiyong pada akhirnya.

“Oh begitu.” Sahut Jaejoong dan Yunho bersamaan. Jika memang Siwon bersama dengan Kyuhyun, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena pastinya Kyuhyun akan terus bersama dengan Siwon, menjaganya agar tidak tersesat atau pun bertemu dengan para kuli tinta yang bisa saja menyerang Siwon dengan pertanyaan-pertanyaan mereka. Terutama jika mereka mengetahui kekurangan Siwon. Informasi itu akan menjadi bahan cerita yang bagus untuk mereka.

“Eh eonnie, kau tahu sesuatu tentang Kyuhyunnie?” tanya Jiyong tiba-tiba, sontak membuat Jaejoong dan Yunho menoleh ke arahnya.

“Maksudmu?” tanya Jaejoong tidak mengerti arah pembicaraan Jiyong.

“Aku pikir sepertinya Kyuhyunnie menyukai Siwon.” Tebak Jiyong dengan pasti. Jaejoong membulatkan matanya yang sudah bulat itu, sedikit terkejut karena adiknya baru sadar akan hal yang sangat jelas itu.

“Oh ya? Mengapa kau bisa berpikir demikian?” tanya Jaejoong balik, bermaksud menggoda Jiyong.

“Eonnir, seharusnya kau bisa melihat bagaimana Kyuhyunnie ketika bersama Siwon. Wanita salju itu seperti bunga matahari jika sudah berdekatan dengan Siwon. Begitu lembut, selalu tersenyum dan telaten mengurusi Siwon.” Jelas Jiyong kepada Jaejoong meski kakak Jiyong itu mengetahui apa yang Jiyong katakan tadi. Namun Jaejoong lebih tergelitik lagi untuk menggoda Jiyong sehingga dia bertanya lagi.

“Mengurusi Siwon?”

“Ya eonnie. Eonnie tahu bukan Siwon tuli di telinga kanannya.” Ujar Jiyong diangguki oleh Jaejoong sebagai balasan.

“Nah, Kyuhyunnie itu selalu sigap jika kami semua akan briefing untuk pargelaran ini. Dia juga selalu ada jika Siwon kebingungan akan sesuatu di tempat ini. Kyuhyun bagaikan manajer sempurna untuk Siwon. Ah, salah eonnie. Seperti kekasih yang dapat diandalkan. Bukankah itu aneh? Kyuhyun yang aku kenal tidak akan pernah mau turun tangan langsung untuk membantu seseorang. Dia tipe yang lebih suka membantu tanpa diketahui jati dirinya jadi tentu saja aku menduga dia menyukai Siwon dan ingin menjadi kekasihnya karena gerak-geriknya yang terlihat seperti ingin selalu berada disisi Siwon.”

Memang itu tujuan Kyuhyun, Jiyongie. Jika bisa, Kyuhyun ingin menjadi satu-satunya wanita dihidup Siwon. Batin Jaejoong yang hanya tersenyum menanggapi perkataan Jiyong.

“Kau keberatan jika Kyuhyun menyukai Siwon saeng?” tanya Jaejoong lagi. Jaejoong akan sangat sedih jika Jiyong tidak mau Kyuhyun bersama dengan Siwon karena ada batas tipis yang memisahkan mereka yaitu kekurangan Siwon. Namun gelengan singkat dan ucapan Jiyong meneduhkan hati Jaejoong.

“Tentu tidak eonnie. Justru aku akan membantunya agar bisa bersama dengan Siwon.”

“Kenapa?”

“Eonnie, kau tahu sendiri bagaiman hidup memperlakukan Siwon dan Kyuhyun. Aku rasa keduanya berhak untuk bahagia dan entah keyakinan darimana, aku merasa keduanya cocok.” Jaejoong kembali tersenyum sebelum mengusap rambut biru sang adik dengan sayang. Mengapa dia bisa lupa bahwa adiknya bukanlah orang yang berpikiran picik. Adiknya boleh saja seenaknya sendiri tapi Jiyong memiliki rasa keadilan dan rasa setia kawan yang kuat. Pasti dia akan mendukung Kyuhyun.

“Aku pun berpikir demikian Jiyongie. Ayo kita bantu mereka.” Jiyongie tersenyum lebar dan mengangguk pasti setelah mengecup pipi putih kakak tersayangnya.

Sementara Yunho yang sedari tadi hanya mendengarkan, juga ikut tersenyum. Dia pun ingin membantu agar Siwon dan Kyuhyun bisa bahagia. Sudah seharusnya adik tirinya tersebut berbahagia dengan apa yang telah dia alami selama ini.

Sejak pertemuannya dengan Siwon, Yunho merasakan sesuatu yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. Yunho ingin melindungi Siwon dan menjadi sandaran untuk pemuda itu. Niat awalnya yang ingin membawa Siwon ke hadapan Leeteuk untuk membongkar kebusukan wanita itu, lenyap sudah setelah mengenal Siwon lebih jauh.

Yunho tak percaya jika wanita jahat seperti Leeteuk bisa memiliki anak sebaik Siwon. Pemuda malang itu masih saja merasa harus berbakti kepada sang ibu yang telah menelantarkannya bahkan masih sangat mencintai Leeteuk sampai kapan pun. Mulai dari terus mengirimkan uang yang dia cari dengan susah payah padhaal Leeteuk sama sekali tidak memerlukannya sampai tidak membencinya sama sekali karena sudah mengusirnya di usia 15 tahun.

Yang tidak Yunho mengerti, mengapa Leeteuk diam saja menerima uang ke rekeningnya? Mengapa wanita itu tidak menutup rekening tersebut? Mengapa dia seolah-olah membiarkan Siwon tetap ada dalam kehidupannya dan memberikan harapan palsu kepada Siwon bahwa suatu saat dia akan kembali? Apakah Leeteuk sekejam itu sehingga tega membiarkan Siwon berharap kepadanya?

Yunho menghela nafas panjang. Dia tidak akan pernah tahu alasna Leeteuk melakukannya. Yang dia tahu hanya Leeteuk yang berhati dingin karena mengisi kepala Siwon dengan mimpi hampa. Yunho hanya bisa berusaha untuk membantu Siwon sebisa mungkin karena melihat betapa sayangnya Siwon kepada Leeteuk membuat Yunho mengingat dirinya sendiri yang begitu mencintai mendiang ibundanya.

Mengenal Siwon, membuat jiwa protektif Yunho sebagai seorang kakak timbul begitu saja. Yunho ingin menjadi keluarga bagi Siwon, menjadi penompang hidup adik tirinya tersebut, menjadi seseorang yang mampu membawa cahaya di dunia Siwon yang kelam.

Yunho berterima kasih kepada Tuhan karena akhirnya Dia memberikan jalan kepada Siwon untuk menemukan dirinya dan orang-orang yang mempercayai bahwa Siwon berhak untuk menentukan hidupnya selain berbakti kepada sang bunda.

Seunghyun, orang yang tadinya seperti rival Yunho kini menjadi aliansi paling kuat untuk menyadarkan Siwon bahwa dia memiliki hidupnya sendiri. Jiyong dan Jaejoong, dua orang yang memberikan kesempatan agar Siwon mengenal hidup di luar bekerja dan bekerja tanpa menikmati hasil kerjanya itu. Dan sekarang Kyuhyun, calon kuat yang bisa terus mendampingi Siwon, bukan sebagai teman, bukan sebagai kakak, tapi sebagai pendamping hidup.

Yunho menggelengkan kepalanya dengan cepat. Mungkin masih terlalu cepat untuk membayangkan Siwon dan Kyuhyun berada dalam sebuah pernikahan walau ide itu adalah ide bagus, tetapi keduanya masih muda. Mereka bisa membicarakan hal tersebut nanti.

Sekarang adalah bagaimana membuat Siwon bisa memikirkan dirinya sendiri.

“Hyung!” suara panggilan Siwon itu memecah lamunan Yunho. Pemuda Jung itu menoleh ke arah suara Siwon dan tersenyum lebar.

“Siwon-ah. Selamat saeng. Kau hebat tadi diatas catwalk.” Puji Yunho saat Siwon berada di hadapannya. Di belakang Siwon tampak Kyuhyun dan Seunghyun yang sudah berganti baju dengan pakaian biasa.

“Benarkah? Oh, hyung! Aku gugup sekali tadi. Aku hampir saja jatuh jika bukan karena Kyuhyun-ssi membantuku.” Ujar Siwon bersemangat karena senang telah melewati sebuah peristiwa penting.

Yunho tertawa kecil sebelum membungkuk kepada Kyuhyun, mengutarakan rasa terima kasihnya kepada Kyuhyun karena sudah membantu Siwon yang dibalas bungkukan serupa sebelum dengan telatennya Kyuhyun menyeka dahi Siwon dengan sapu tangannya ketika model cantik itu melihat keringat yang mengalir.

Dan benar saja kata Jiyong tadi, Kyuhyun yang jarang tersenyum di depan umum, bisa menarik kedua sudut bibirnya membentuk seulas senyum manis hanya untuk Siwon saat pemuda itu mengucapkan terima kasih.

Mereka pasangan yang manis. Batin semua orang yang melihat, gemas dengan keduanya.

“Siwon-ah, untuk merayakan keberhasilan hari ini, hyung sudah menyiapkan jamuan makan malam di restoran Jae noona. Seunghyun, Kyuhyun, kalian harus ikut.” Tegas Yunho tidak menerima penolakan sama sekali sekaligus menyadarkan semua orang ke realita. Mendengar ajakan Yunho tersebut, Seunghyun hanya menghela nafas panjang dan mengangguk. Tampaknya janjinya bertemu dengan pengacara Yoo untuk membahas uang jaminan sang ayah yang telah terkumpul harus ditunda besok.

Meski Seunghyun sudah tak sabar ingin segera menyelesaikan semua hal terkait tentang sang ayah, namun Seunghyun juga tak enak jika menolak permintaan Yunho. Terlebih lagi dengan bantuan Yunho lah, Seunghyun bisa dengan cepat mengumpulkan uang untuk menebus sang ayah. Bayaran yang diberikan oleh Jiyong dan Yunho bukan main besarnya. Seunghyun tahu Jiyong memiliki andil dalam bayarannya yang kelewat besar itu namun Seunghyun akan diam saja. Dia hanya bisa berterima kasih kepada kekasih manisnya itu dan berjanji suatu saat akan membayar kebaikan Jiyong dan Yunho.

Sementara Kyuhyun hanya tersenyum dan mengangguk. Bagi gadis tersebut, jika Siwon ikut maka dia akan ikut dan sepertinya Siwon tidak akan menolak permintaan Yunho. Terbukti dari Siwon yang tidak keberatan dihantar oleh Yunho ke depan lobi gedung ini. Kyuhyun bisa melihat Yunho yang merangkul bahu Siwon sedangkan yang bersangkutan terus bercerita kepada Yunho tentang hari ini. Kyuhyun tersenyum semakin lebar karena Yunho dan Siwon terlihat seperti saudara kandung yang akrab.

Kyuhyun merasakan sebuah tangan lembut menggandeng lengannya lalu menariknya untuk mengikuti langkah Siwon dan Yunho. Kyuhyun menoleh ke samping dan mendapati Jaejoong yang tersenyum kepadanya.

“Ayo Kyu.” Ajaknya yang diangguki oleh Kyuhyun. Di belakang mereka ada Jiyong dan Seunghyun yang juga saling berangkulan. Lengan kekar Seunghyun berada di bahu Jiyong sedangkan lengan Jiyong betah berada di pinggang Seunghyun.

Keenam pemuda pemudi itu pergi meninggalkan gedung tempat pargelaran busana itu untuk merayakan keberhasilan mereka dan menikmati kebersamaan mereka.

.

.

.

Sebuah mobil mewah terparkir di depan sebuah rumah yang tak kalah mewahnya. Mesin mobil berwarna putih itu tidak terdengar lagi ketika pintu supir dan penumpang terbuka.

Jung Yunho, sang pemilik sekaligus orang yang menyetir mobil tersebut, menunggu sang penumpang untuk bergegas mengikutinya memasuki rumah besar kediaman keluarganya tersebut.

“Siwon-ah, ayo cepat. Appaku ingin sekali bertemu denganmu.” Desak Yunho tak sabaran.Yunho mengeraskan suaranya sedikit agar Siwon dapat mendengarnya. Siwon pun akhirnya berlari kecil agar bisa menghampir Yunho yang sudah selangkah lagi mencapi pintu depan rumahnya. Sesampainya Siwon di belakang Yunho, pemuda itu bertanya dengan ragu.

“Hyung, apa tidak apa-apa aku berkunjung mendadak seperti ini?”

“Tidak apa-apa Siwon-ah. Walau appaku keras dan tegas, tapi dia baik kok.”

“Kalau umma hyung?” pertanyaan polos tersebut menghentikan semua pergerakan Yunho. Dia berbalik dan menatap sendu wajah Siwon, membuat yang bersangkutan mengerutkan dahinya, bingung dengan tatapan sendu Yunho.

“Kenapa hyung?” tanya Siwon hati-hati.

“Tidak apa-apa. Hanya saja ketika kau bertanya tentang umma, hyung teringat akan mendiang umma hyung.” Sahut Yunho tersenyum pilu. Siwon sendiri tersentak mendengarnya. Dia tidak tahu jika ibu kandung Yunho sudah tiada. Siwon menajdi merasa bersalah karenanya dan menundukkan kepalanya sembari meminta maaf kepada Yunho.

“Maafkan aku hyung. Aku tidak tahu jika umma hyung sudah tidak ada.” Tuturnya menyesal.

Yunho menatap Siwon dengan lekat. Dalam dirinya, dia berpikir sebenarnya terbuat dari apa hati pemuda di hadapannya ini? Apakah Siwon itu manusia atau malaikat tanpa sayap? Mengapa dari seorang ibu yang tidak tahu artinya mencintai dan kasih sayang, bisa melahirkan seorang anak yang selalu mengerti penderitaan orang lain tapi tidak pernah menyadari penderitaan yang dialaminya?

Yunho mengacak rambut Siwon sebelum memberikan senyum lebar dan tulusnya kepada adik tirinya tersebut. Yunho tidak pernah berjanji kepada siapa pun kecuali kepada ibu dan ayahnya. Namun demi pemuda ini, demi adik tiri yang sama sekali tidak memiliki hubungan darah dengannya, Yunho akan berjanji untuk menjaganya dan melindungi Siwon sekuat yang dia bisa dari semua hal yang membuatnya tidak bahagia.

“Sudahlah. Ummaku sudah tenang diatas sana. Jadi kau tidak perlu minta maaf.”

“Tapi hyung…”

“Lagipula aku memiliki ibu baru.” Ucap Yunho tanpa dia sadari. Namun begitu Yunho sadar, dia ingin sekali merobek mulutnya sendiri. Padahal dia sudah mengatur agar Siwon hanya bertemu dengan Kangin karena Yunho tidak ingin Siwon bertemu dengan Leeteuk. Paling tidak, jangan sekarang.

Namun mulut lebarnya terlalu gatal sehingga kelepasan.

“Huh?” wajah kebingungan Siwon kembali lagi dan Yunho hanya bisa menghela nafas panjang.

“Aku memiliki ibu tiri Siwon-ah.” Balas Yunho singkat.

“Ibu tiri?”

“Appaku menikah lagi.” Ujar Yunho seraya mengindikasikan bahwa dia tidak ingin pembicaraan tentang ibu tirinya dilanjut. Siwon yang mengerti, hanya mengangguk paham. Dia bisa menangkap bahwa Yunho tidak begitu menyukai sang ibu tiri. Siwon bisa mengerti sikap Yunho meski di satu sisi, Siwon sedikit iri karena Yunho begitu beruntung bisa memiliki dua ibu walau salah satunya tidak memiliki hubungan darah.

Sedangkan dirinya…

Siwon menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Dirinya berusaha mengenyahkan pikiran buruk itu dari otaknya. Dirinya sama beruntungnya dengan Yunho karena memiliki seorang ibu, walau ibu kini tak bisa bersama dengannya lagi. Bagi Siwon asalkan ibunya hidup dengan nyaman dan senang sudah cukup membuatnya ikut senang, dimana pun dia berada sekarang.

Siwon yakin sang bunda bisa menemukan kebahagiaan karena beban hidup yang terus mengganggunya sudah tidak ada lagi dan Siwon akan berusaha agar beban tersebut menjauh dari ibunya. Dia akan berusaha untuk tidak bertemu lagi dengan sang ibu dan lebih menjaganya dari belakang layar.

Itu janjinya kepada sang bunda dan dirinya sendiri.

.

.

.

Apa ini?

“Kenalkan umma, appa. Ini Choi Siwon.”

Mengapa anak ini bisa ada disini?

“Saya Choi Siwon. Salam kenal tuan ny-nyonya…”

Apa dia sengaja hadir dalam kehidupanku lagi untuk menguak kebenaran masa lalu gelapku?

“Choi? Sama seperti marga gadismu sayang. Selamat datang Siwon-ah. Anggap saja rumah sendiri.”

Tidak! Tidak!! Dia tidak boleh berada disini! Dia tidak boleh menghancurkan kebahagiaan yang sudah aku bangun susah payah!

“T-terima kasih tuan. T-tapi saya pamit dulu.”

Ya. Benar. Pergilah.

“Lho? Kenapa? Makan siang dulu dengan kami. Ah! Bahkan, menginaplah. Sudah lama sekali aku tidak melihat Yunho membawa temannya ke rumah ini sejak Jiyong dan Jaejoong. Dan karena sepertinya Yunho menganggapmu seperti saudaranya, maka aku akan lebih senang lagi jika kau bisa mengenal keluarga kami lebih jauh. Rasanya aku seperti memiliki dua putra. Hahaha… Bukan begitu sayang?”

Jangan! Yeobo, jangan! Biarkan saja dia pergi.

“Tidak terima kasih tuan. S-saya masih… S-saya masih ada urusan lain.”

“Lho? Bukankah kau bebas hari ini? Pekerjaanmu sudah beres bukan? Ayolah Siwon-ah, menginaplah disini. Banyak kamar kosong.”

Yunho… Apa ini perbuatanmu? Apa sebegitu inginnya kau mengusirku dari rumah ini?

“Tidak hyung, terima kasih. K-kehadiranku hanya a-akan menyusahkan saja. Aku permisi dulu.”

Anak ini… Apa dia memikirkan… Aku?

Tanpa menunggu balasan dari Yunho, Kangin maunpun Leeteuk, Siwon langsung pergi dari kediaman keluarga Jung. Pemuda itu sama sekali tidak menoleh ke belakang ketika Yunho berteriak memanggil namanya. Mungkin saja karena telinga kanannya yang rusak atau memang Siwon tidak mau berlama-lama di rumah tersebut karena takut akan reaksi dari wanita yang berjasa dalam menghadirkannya ke dunia.

Siwon tidak mengira akan bertemu dengan Leeteuk yang sudah menjadi nyonya rumah dari keluarga Jung. Siwon tahu bahwa ibunya menikah lagi namun dia tak menyangka bahwa Leeteuk menikah dengan ayah Yunho. Jika Siwon tahu, dia tidak akan mau berhubungan dengan Yunho atau siapa pun dari lingkaran sosial Yunho.

Tidak.

Dia sudah berjanji akan menjauh dari sang bunda demi kebahagiaannya dan itulah yang akan Siwon lakukan.

.

.

.

Siwon berdiri di pinggir sungan Han, menatap jauh ke depan meski pengelihatannya tak fokus karena matanya yang berkaca-kaca. Namun Siwon menolak untuk menangis. Dia menolak untuk menitikan airmata kesedihan karena ini adalah pilihannya.

Menjauh demi kebahagiaan Leeteuk.

Walau…

Rasa sakit itu masih terus membekas di hatinya.

Siwon menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Terus menerus seperti itu, berharap setiap tarikan dan hembusan nafasnya bisa mengurangi rasa sakit dan kesepian yang menderanya.

Akan tetapi…

Siapa yang bisa dia bohongi?

Rasa itu akan tetap ada dan selalu ada.

Siwon menatap ke atas langit yang mendung, seperti hatinya yang menghitam karena kesedihan. Siwon terkadang berpikir apa sebaiknya dia benar-benar lenyap dari muka bumi ini?

Apakah dengan kepergiannya maka semua kepedihan ini akan ikut pergi?

Apakah Leeteuk akan tenang setelah mengetahui bahwa dia sudah tiada?

Siwon memandang sekali lagi sungai Han yang terlihat tenang. Tatapan lurus ke air sungai tersebut, tatapan kosong nan hampa dari seorang pemuda yang ditinggalkan oleh orang terkasihnya.

Selangkah.

Dua langkah.

Tiga langkah.

Sampai kedua telapak kaki Siwon yang beralaskan sepatu butut kesayangannya, terendam di air sungai yang dingin itu. Siwon berhenti sejenak, menarik nafas dan menghembuskannya lagi sebelum wajah tampannya menyunggingkan satu senyuman tulus namun sendu dan pilu.

Selamat tinggal umma.

END

( 。・_・。)(。・_・。 )

n4oK0’s notes : Hi all… Happy WonKyu Day (walau udah lewat 2 hari) Semoga whisper di seluruh dunia masih meramaikan kemesraan pasangan fenomenal kita ini \(´▽`)/

Anyway, Nao lagi in a good mood gegara kemarin Nao bertemu orang-orang gokil yang friendly and fun abiz… Semoga kedepannya, kita bisa mengadakan gathering yang lebih besar untuk pada whisper.

Lalu, untuk FF ini, mohon jangan bunuh Nao dulu. Masih akan lanjutannya, itu pun jika banyak yang nanya atau mau baca, kalo ga ya Nao angkat koper aja ┌(“˘o˘)┐

Otre… Nao ga mau notes panjang2… Silahkan meningalkan jejak jika berkenan. Forgive me for typos, gaje dan dikitnya momen wonkyunya. Saving the best for last dunk…

Happy WK Day

Keep Calm and Ship WonKyu (still for this special day)

Sankyu and peace all

^^n4oK0^^