Tags

, , , , , , ,

Someday We'll Know Rev

Title : Someday We’ll Know 22

Pairing / Charas : WonKyu, GTop, EunHae, YunJae, HanChul, Changmin

Genre : Romance, Family

Rating : PG

Disclaimer : All casts are belong to their self and God; Poster by Suciibabycho

Warning : Un-betaed a.k.a. Typos, GS, a little mention of drugs used, Several OC, a rather fast plot, OOC, AU

Summary : Where is happiness? Only you could answer that.

( 。・_・。)(。・_・。 )

Previous Chapter

Siwon selalu dan sampai kapan pun akan mencintai Kyuhyun.

Tidak pernah ada wanita lain yang bisa menggeser posisi Kyuhyun di hatinya. Dan sekarang setelah keduanya sama-sama bebas, apalagi yang menahannya untuk bisa bersama dengan Kyuhyun. Terutama dengan Kyuhyun yang ingin mengembalikan jalinan cinta mereka.

Aneh sekali.

Bulan kemarin, Siwon masih merasakan amarah dan kesedihan mendalam karena Yunho dan Kyuhyun. Namun sekarang…

Tuhan memang memiliki caranya sendiri untuk membuka pintu hati umat-Nya. Dan jika dia diberikan kesempatan itu oleh Tuhan, maka Siwon akan menggunakan.

Dia akan menggunakannya.

Dengan perlahan, Siwon beranjak dari tempat duduknya dan mengambil tempat di samping Kyuhyun. Dia memposisikan tubuhnya berhadapan dengan Kyuhyun dan menatapnya langsung ke kedua mata Kyuhyun. Siwon tersenyum, memasang sepasang lesung pipinya membuat Kyuhyun tiba-tiba ingin ikut tersenyum juga, walau dirinya gugup setengah mati dan jantungnya berdetak dua, ah tidak empat kali lebih cepat dari biasanya. Apalagi…

Apalagi karena Siwon sekarang sedang menggenggam tangannya erat.

“Won-Wonnie…”

“Kyu.”

“Y-ya?”

“Mau pergi denganku?”

“A-apa?”

“Kau. Aku. Berdua. Pergi. Kencan.”

Dan reaksi yang diberikan Kyuhyun adalah…

“YA!! AKU MAU!!”

( 。・_・。)(。・_・。 )

Last Month

“Kyuhyun.”

Hening.

“Kyuhyun!”

Hening.

“KYUHYUN!!!”

“Apa sih eonnie? Aku dengar yang pertama kali!” bentakan Kyuhyun sembari dia menutup telinganya sendiri karena nyaringnya teriakan dari Donghae, membuat Donghae menatap tajam Kyuhyun.

Jika dia memang mendengar panggilan pertamaku, kenapa dia diam saja seperti orang bodoh? Menyebalkan! Batin Donghae kesal.

“Kau melamun.” Ucap Donghae pasti tanpa keraguan sama sekali. Wajahnya tersenyum jahil kepada Kyuhyun yang menatapnya sebal.

“Aku tidak melamun eonnie. Hanya sedang berpikir.” Elak Kyuhyun tak suka dikatakan pelamun. Namun Donghae sama sekali tidak percaya. Dia memutar matanya jengah sebelum berdiri dan meletakan beberapa berkas di meja kerja Kyuhyun.

“Periksa dokumen itu dan tanda tangani jika kau setuju dengan isinya. Aku pergi dulu.” Ujar Donghae yang langsung melenggang pergi menuju pintu keluar.

“Eonnie! Ini banyak sekali! Aku juga ada urusan!” keluh Kyuhyun yang sadar dengan banyaknya berkas di mejanya. Dia menggerutu dan mengumpat kesal karena jika dia harus memeriksa dan menandatangani berkas-berkas tersebut, dia bisa terlambat memenuhi janjinya untuk menemui Siwon sore ini.

Sementara Donghae yang sudah berada di pintu keluar hanya tersenyum manis sembari melambaikan tangannya, mengisyarakatkan dia tidak peduli dengan keluhan Kyuhyun dan pergi meninggalkan Kyuhyun seorang diri.

“Aish! Sejak dia memutuskan kencan dengan ikan jelek itu, Hae eonnie jadi suka seenaknya. Awas kau ikan teri!” desis Kyuhyun semakin kesal karena dia tahu Donghae pasti pergi bersama Hyukjae.

“Oh Tuhan! Buatlah waktu berjalan selambat mungkin sehingga aku bisa selesai tepat waktu!” doa Kyuhyun sungguh-sungguh meski dia tahu hal itu tak mungkin terjadi. Kyuhyun menghela nafas kasar. Dengan berat hati dia mengambil ponselnya dan mengetik pesan kepada Siwon bahwa dia harus membatalkan janji mereka. Kyuhyun benar-benar tidak tahu kapan dia bisa menyelesaikan pekerjaannya jadi dia tidak ingin Siwon menunggunya.

Lebih baik dia membatalkan janjinya dan membuat janji baru daripada membiarkan pria yang dia cintai marah karena keterlambatannya.

Setelah Kyuhyun yakin pesannya telah terkirim, Kyuhyun pun melanjutkan pekerjaannya yang tertunda, dengan perasaan kecewa karena dia kembali melewatkan kesempatan untuk bisa berkencan dengan Siwon.

“Apa boleh buat… Hhh…”

.

.

.

“Pesan dari siapa hyung?”

Siwon memanglingkan perhatiannya dari layar ponsel pintarnya ke wajah Yunho sebelum menyerahkan ponselnya kepada adiknya yang serba ingin tahu itu. Biar Yunho membaca sendiri pesan dari Kyuhyun jika dia begitu penasaran.

“Dia membatalkan janjinya? Memangnya hyung ada janji dengan Kyuhyun?” tanya Yunho lagi sembari menyerahkan ponsel itu kembali ke pemiliknya.

“Uhuh. Kencan.” Jawab Siwon singkat sambil menerima ponselnya lalu memasukan ke dalam sakunya.

“Kencan? Wow! Apa ini artinya aku akan memiliki kakak ipar yang seusia denganku?” kaget Yunho karena dia tidak mengira bahwa perkembangan percintaan kakaknya dengan Kyuhyun berjalan lancar dan secepat ini. Dia mengira bahwa Kyuhyun harus berjuang sampai tetes darah terakhirnya.

Namun, jika memikirkan sifat kakaknya yang begitu baik hati dan tulus memaafkan orang lain, sifat yang jarang dimiliki oleh orang-orang jaman sekarang, adalah wajar jika jalinan cinta keduanya bisa membaik secepat sekarang. Terlebih lagi keduanya masih saling mencintai.

Yunho tersenyum senang. Jika benar adanya bahwa jalinan cintanya dengan Kyuhyun mulai membaik, maka akhirnya Siwon bisa mendapatkan kebahagiaannya. Namun sedetik pemikiran itu muncul, detik selanjutnya Yunho mengerutkan keningnya, kesal akan sesuatu.

“Ck, dasar Kyuhyun! Bagaimana bisa dia membatalkan kencan secara sepihak seperti ini?” gerutu Yunho membuat Siwon terkekeh mendengarnya. Gerutuan Yunho membuatnya geli. Dia tak habis pikir kenapa Yunho yang marah karena janji kencannya yang batal padahal Siwon sendiri tidak keberatan karena alasan Kyuhyun membatalkan janji kencan mereka adalah pekerjaaan yang memang tak bisa ditinggalkan.

Jika boleh jujur, Siwon sedikit kecewa karena semua rencana yang sudah disusunnya menjadi hancur berantakan tetapi Siwon masih bisa merencanakan ulang. Dia tidak ingin terlalu mendesak Kyuhyun walau dia tahu Kyuhyun pasti tidak akan keberatan jika dia tetap bersikukuh untuk kencan hari ini.

Hanya saja…

Hanya saja, Siwon sendiri masih membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri. Dia membutuhkan waktu untuk meyakinkan dirinya bahwa cintanya dengan Kyuhyun akan bisa bersatu kembali. Ini adalah kesempatan kedua baginya dan juga bagi Kyuhyun untuk memulai semuanya dari awal.

Mereka sama-sama terluka.

Mereka sama-sama ingin bersama namun terhalang oleh keadaan.

Mereka sama-sama masih mencintai satu sama lain, namun cinta itu rapuh saat ini. Banyak hal yang bisa menghancurkan tanpa sisa.

Dan itulah yang sedang Siwon jaga.

Dia ingin berhati-hati untuk yang satu ini.

“Hyung.” Panggilan Yunho menyadarkan Siwon dari lamunannya.

“Apa Yun?”

“Aku harus pergi menjemput Jaejoong. Minnie bersamanya dan Jaejoong tidak bisa menjaganya sekarang. Yah, dengan fashion week yang sebentar lagi tiba, Jaejoong akan sangat sibuk. Aku janji setelah menitipkan Minnie ke penitipan anak, aku akan segera kembali ke kantor.” Jelas Yunho panjang lebar, sembari membereskan pekerjaannya. Siwon hanya tersenyum simpul sebelum dia menghentikan tangan Yunho yang sibuk memasukan beberapa berkas ke map yang dibawanya.

“Kau tak usah kembali ke kantor. Temani saja Minnie. Pekerjaanmu biar aku yang selesaikan.” Tawar Siwon.

“Tapi hyung…”

“Tidak ada bantahan. Keponakanku tidak boleh terlalu dititipkan di tempat itu. Jika perlu aku akan memecatmu agar dia bisa dijaga oleh salah seorang orang tuanya jika dia pulang dari taman kanak-kanak.”

“Kenapa aku yang kau pecat hyung? Kenapa bukan Jae saja yang berhenti dari pekerjaannya?”

“Dan menerima hukuman mati dari Seunghyun hyung karena mengambil designer terbaik istrinya? I don’t think so. Kau bisa mengerjakan pekerjaanmu dari rumah.”

“Aku tidak punya studio tari hyung.”

“Aku buatkan nanti. Sekarang pergilah. Jangan membuat keponakanku menunggu terlalu lama.”

Yunho hanya mampu membuka mulutnya beberapa kali tanpa bisa mengutarakan satu patah kata pun. Yunho benar-benar harus mulai membiasakan dirinya dengan Siwon yang baru.

Kakaknya saat ini bukanlah Siwon yang serba kekurangan dan berjuang untuk hidup. Siwon yang sekarang adalah salah satu orang yang memiliki pengaruh dan mapan. Dan semua itu adalah karena hasil dari kerja kerasnya dan keteguhan hatinya.

Yunho menghela nafas panjang dan mengangguk pelan. Dia lalu beranjak pergi setelah berpamitan kepada Siwon, meninggalkan Siwon kembali dengan pikirannya akan Kyuhyun.

.

.

.

Jarum-jarum di jam dinding ruang kerja Kyuhyun menunjukkan pukul sepuluh malam dan tampak Kyuhyun baru selesai menandatangani berkas terakhirnya. Kyuhyun meletakkan penanya dan merenggangkan tubuhnya yang kaku karena terus menerus duduk di belakang meja kerjanya. Dengan helaan nafas, Kyuhyun membereskan seluruh berkas yang sudah diperiksa dan ditandatangani olehnya.

Kyuhyun pun melihat ke arah jam dinding dan tersenyum sendu. Rupanya keputusannya tepat membatalkan janji dengan Siwon karena kalau tidak, sudah pasti lelaki itu akan menunggunya lama, sampai Kyuhyun datang.

Kyuhyun kembali menghela nafas untuk kesekian kalinya sebelum beranjak dari tempat duduknya. Dia mengambil tasnya dan menyampirkan dibahunya. Kyuhyun baru saja akan berjalan ke arah pintu keluar ketika pintu tersebut tiba-tiba terbuka.

Awalnya Kyuhyun mengira orang yang membuka pintunya adalah petugas keamanan yang sedang melakukan pemeriksaan rutin di kantornya, namun saat kedua bola mata Kyuhyun menangkap wajah tampan nan ramah membuka pintunya, dia terkejut bukan main.

“Siwonnie…” lirih Kyuhyun memanggil nama pria yang sekarang berdiri sempurna di dekat pintu keluar.

“Oh, syukurlah kau belum pulang Kyu.” Sahut Siwon kemudian berjalan ke arah Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun berjalan juga ke arahnya sehingga mereka saling berhadapan di belakang sofa.

“Sedang apa kau disini?” tanya Kyuhyun sambil tersenyum, tidak bisa menutup keterkejutannya sekaligus kegembiraannya karena sempat melihat wajah Siwon di hari ini. Kyuhyun pikir, dia akan sulit bertemu Siwon dalam waktu dekat karena kesibukan mereka dan juga karena Kyuhyun beranggapan Siwon yang tidak mau bertemu dengannya untuk sementara waktu akibat pembatalan janji yang dia buat tadi siang.

Namun, menatap senyum Siwon sekarang, Kyuhyun telah berpikir terlalu jauh.

Seharusnya aku tahu bahwa Siwonnie terlalu baik untuk berpikiran seperti itu. Batin Kyuhyun. Wanita itu berambut ikal itu menatap Siwon yang masih memamerkan gigi putihnya dan kembali berpikir dalam hati bahwa Siwon benar-benar pria yang baik. Pria baik yang terkadang terlalu baik untuk dirinya.

Dia begitu baik terkadang aku merasa aku tidak berhak lagi untuk mencoba menggapai hatinya. Batin Kyuhyun sedih dan seolah merasa ada yang tidak beres dengan Kyuhyun, Siwon meraih tangan Kyuhyun dan menggenggamnya.

“Kyu? Kau kenapa? Kenapa kau menangis?” tanya Siwon khawatir. Kyuhyun sedikit tersentak karena dia tak sadar telah mengalirkan airmatanya. Dengan cepat, Kyuhyun menghapus airmatanya dengan punggung tangannya yang bebas.

“A-ah! M-maaf Wonnie… A-aku…” Kyuhyun tidak sanggup meneruskan kalimatnya dan hanya berusaha menghapus airmatanya yang entah kenapa bersikeras untuk terus mengalir.

Siwon menghela nafas panjang melihat Kyuhyun yang terus menangis. Siwon tidak tahu apa yang ada dalam benak wanita cantik yang dicintainya itu, namun melihatnya mengeluarkan airmata seperti itu membuat hati Siwon pedih dan ikut sedih.

Siwon tahu bahwa sekuat apapun hatinya berkata tidak dan mencoba menolak Kyuhyun untuk kembali dalam hidupnya, semua akan berakhir sia-sia. Cepat atau lambat wanita cantik itu akan menggenggam dirinya di tangannya. Dan alasan untuk itu adalah karena…

Kyuhyun adalah wanita yang berada dalam benaknya dua puluh empat jam tanpa jeda.

Kyuhyun adalah wanita yang dapat Siwon bayangkan menajdi pendamping hidupnya.

Kyuhyun adalah wanita yang begitu Siwon cintai dan sayangi.

Kyuhyun adalah hidupnya.

Hidupnya dan jika demikian bagaimana bisa Siwon menjauhkan dirinya dari wanita ini dan membiarkannya terluka sekali lagi.

Melihatnya murung, bersedih bahkan sampai mengeluarkan airmata adalah hal yang ingin Siwon cegah jika dia bisa.

Aku tidak bisa membohongi diriku lagi. Cintaku terlalu kuat untuknya. Lagipula, aku sudah membuka kesempatan untuk kami berdua. Batin Siwon sambil tersenyum karena entah mengapa, sejak pertemuan pertamanya dengan Kyuhyun, baru kali ini dia merasa begitu lega. Hatinya merasa damai.

Siwon menatap sekali lagi Kyuhyun yang masih berusaha untuk menghentikan laju airmatanya. Melihan Kyuhyun seperti itu, perlahan namun pasti Siwon menarik tubuh Kyuhyun dan memeluknya erat. Kedua lengannya melingkari bahu Kyuhyun. Salah satu tangannya bergerak ke atas dan kebawah dengan teratur, mengusap punggung itu berusaha menenangkan gejolak hati yang menyerang Kyuhyun.

Sementara Kyuhyun, hanya tercengang dengan pelukan Siwon sebelum beberapa detik kemudian kedua lengan ramping itu membalas pelukan Siwon dengan sama eratnya. Kepala Kyuhyun sedikit mendongak ketika dia meletakan dagunya di bahu Siwon.

Mereka terus berpelukan sampai Siwon membisikan sesuatu kepada Kyuhyun.

“Aku tak tahu apa yang membuatmu sedih Kyu, tapi ada aku disini. Ada aku yang akan selalu mendengarkan keluh kesahmu. Ada aku yang…” Siwon memotong perkataannya sendiri. Dia harus berhati-hati untuk mengatakan bahwa dirinya…

“Aku mencintaimu Kyu.” mengakui bahwa dia memang masih mencintai Kyuhyun.

“A-ap… A-apa?” gagap Kyuhyun, tak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika mendengar kalimat itu keluar dari bibir Siwon. Sedangkan Siwon, pria itu hanya tersenyum dan tertawa kecil mendengar kegugupan Kyuhyun karena pengakuannya.

Siwon terlihat tersenyum semakin lebar. Hatinya seperti baru saja terbebas dari himpitan kuat. Rasanya begitu menyenangkan dan rasa itu menyebabkan pelukannya terhadap Kyuhyun semakin erat dan tanpa canggung, pria tinggi itu mengecup rambut Kyuhyun.

“S-siwonnie…”

“Rambutmu harum Kyu. Aku menyukainya.”

“S-siw…”

“Sshh… Biarkan aku memeluk sayang. Biarkan aku merasakan bahwa kau adalah milikku sebelum kita bicara.” Pinta Siwon sangat.

Kyuhyun mengeluarkan lagi butiran kristal miliknya. Hatinya tak sanggup mendapatk kejutan luar biasa ini dalam sehari. Mendengar pengakuan Siwon yang mengatakan dia mencintainya lalu panggilan sayang yang keluar dari bibirnya, Kyuhyun benar-benar bahagia saat dia tahu bahwa perjuangannya tak sia-sia. Bahwa rasa cintanya tidak kalah.

Kyuhyun menenggelamkan wajahnya di dada Siwon, dia ingin menghirup aroma tubuh Siwon yang sejak lama ingin dia rasakan. Kyuhyun pun membalas pelukan Siwon sama eratnya dengan Siwon. Tak ingin melepaskan, tak ingin berpisah. Selalu ingin berada dalam dekapan hangat pria yang membalas perasaannya tersebut.

.

.

.

Ruangan itu temaram karena penerangannya hanyalah sebuah lampu tinggi di samping sofa dan cahaya lampu dari luar jendela kaca ruangan tersebut. Namun minimnya cahaya tidak membuat kedua orang yang duduk berdampingan sambil saling berpelukan itu, terganggu. Keduanya justru tampak menikmati suasana tersebut.

Terlihat dari sang pria yang sesekali mendaratkan kecupan sayang di pucuk kepala sang wanita atau di keningnya. Dan sang wanita yang membelai dada dan perut rata sang pria yang tertutup oleh kemeja. Jemari keduanya saling bertautan, menghantarkan kehangatan dan rasa cinta untuk satu sama lain.

Sang pria, Siwon, sesekali juga mengusap bahu sang wanita, Kyuhyun dan bahkan terkadang meremasnya dengan lembut, seolah-olah dia ingin menegaskan bahwa kehangatan tubuh yang bersamanya saat ini adalah kenyataan dan bukan mimpi.

Begitu pun dengan Kyuhyun. Dia terus saja meletakan kepalanya di dada Siwon, mendengarkan detak jantung pria itu, merasakan naik turunnya dada itu, membuatnya sadar bahwa pria yang telah mencuri hati dan seluruh jiwa raganya itu adalah nyata. Dia hidup dan bukan bantal guling yang dipasangi oleh foto seperti bantal guling yang ada di kamar Kyuhyun.

Kyuhyun tertawa kecil mengingat dia memiliki benda aneh itu dikamarnya. Tawa kecil Kyuhyun menarik perhatian Siwon sehingga pria berlesung pipi dalam itu menoleh ke arahnya.

“Ada yang lucu baby?” tanya Siwon. Kyuhyun semakin tertawa senang ketika mendengar kata ‘baby’ terlontar dari Siwon. Hatinya berbunga-bunga. Kyuhyun tak tahu mengapa kata itu begitu membuat hatinya melambung ke langit ketujuh tapi Kyuhyun sangat menyukainya.

“Tidak. Tidak ada apa-apa Wonnie.” Kelit Kyuhyun tak mau membuka rahasia kecilnya. Cukup dia dan kamarnya yang tahu kalau Kyuhyun sering mencium foto Siwon yang terpasang di bantal gulingnya.

Yah. Cukup dia saja karena kini Kyuhyun tidak perlu melakukan itu lagi. Kini dia bisa bebas mencium Siwon, kekasihnya.

Kekasih.

Kata itu. Status itu. Kyuhyun tersenyum lebar. Karena setelahnya, Kyuhyun sekarang bisa berusaha untuk menaikan status itu.

Istri. Aku ingin menjadi istri seorang Choi Siwon. Akunya dalam hati dan keinginan itu kembali membuat tertawa sendiri.

Sementara Siwon hanya bisa menggelengkan kepala, tidak ingin mengganggu sesuatu yang sepertinya menyenangkan hati kekasih manisnya itu. Kali ini, Siwon lah yang tersenyum lebar.

Dalam benaknya, kenapa dia harus bermain kucing-kucingan dan jual mahal kepada Kyuhyun jika pada akhirnya dia merasakan lagi kebahagiaan karena bisa berdekatan dengan Kyuhyun. Perasaan ini adalah perasaan yang sama ketika Kyuhyun menerima dirinya dulu.

Perasaan bahwa Siwon adalah orang yang berarti untuk orang lain.

Perasaan bahwa Siwon dibutuhkan oleh orang lain.

Perasaan bahwa Siwon bisa mencintai dan dicintai oleh orang lain.

Siwon mengeratkan pelukannya di bahu Kyuhyun. Bukan saja karena dia begitu bahagia tapi karena dia merasakan tubuh Kyuhyun yang bergetar. Rupanya jas Siwon tidak cukup untuk menghalau udara dingin dari pendingin ruangan yang masih menyala. Terlebih lagi hanya ada mereka berdua di ruangan itu.

“Kau kedinginan sayang?” tanya Siwon perlahan. Anggukan kecil Kyuhyun menjadi jawaban untuk Siwon.

Siwon lalu merubah posisi mereka berdua. Pria itu melepaskan pelukannya dari Kyuhyun dan memposisikan dirinya menyandar pada pinggiran sofa. Siwon meluruskan kakinya sebelum menarik Kyuhyun yang sempat berdiri untuk duduk kembali dan kali ini duduk membelakangi Siwon. Kyuhyun menyadarkan punggungnya di dada bidang Siwon sementara Siwon kembali memeluk Kyuhyun dengan melingkarkan lengannya di pinggang Kyuhyun.

Keduanya berusaha memposisikan tubuh mereka agar nyaman dan ketika Siwon dan Kyuhyun menemukan kenyamanan mereka, keduanya kembali menikmati kebersamaan yang sudah lama tak mereka dapatkan.

Kyuhyun menutup matanya saat dia merasakan sentuhan di rambutnya oleh bibir Siwon dan di perutnya oleh tangan Siwon. Tangan Kyuhyun sendiri membelai lengan yang memeluknya, lengan yang dia yakini akan menjaganya dari semua hal yang buruk, yang menjadi penompangnya agar bisa berdiri dengan tegak menghadapi dunia.

“Aku mencintaimu Kyu. Ijinkan aku untuk menjagamu, ijinkan aku untuk terus bisa memelukmu seperti ini, ijinkan aku untuk bisa bersama denganmu. Selama yang aku bisa.” Bisik Siwon di telinga Kyuhyun. Bisikan itu bagaikan lagu yang begitu menenangkan semua kegundahan hati Kyuhyun selama ini.

Tanpa Siwon memintanya pun, Kyuhyun akan menyetujuinya tanpa syarat. Dia tahu dengan pasti bahwa Siwon akan bisa menjadi pendamping yang baik, pria yang bisa dia andalkan, belahan jiwanya yang hilang.

Dan untuk menegaskan itu, Kyuhyun membuka matanya dan beringsut mundur, sedikit menegakan tubuhnya sebelum sedikit membalikan tubuhnya agar wajahnya bisa menatap wajah Siwon. Jemarinya mengusap pipi Siwon kemudian meletakan telapak tangannya di pipi itu.

“Aku juga mencintaimu. Sangat mencintaimu. Aku mohon jangan pergi kemana pun. Jangan biarkan aku sendiri lagi. Tetaplah bersamaku. Tetaplah menjadi pria satu-satunya untuk hatiku. Tetaplah mencintaiku.” Aku Kyuhyun jujur. Dan setelah pengakuannya itu, Kyuhyun mendekat dan menempelkan bibirnya di bibir Siwon.

Ciuman meraka terasa sangat manis. Hanya bibir yang menempel ke bibir. Tidak ada nafsu, yang ada hanya rasa sayang yang begitu besar, yang telah menumpuk selama bertahun-tahun dan akhirnya bisa tersalurkan.

Kyuhyun menutup kedua matanya, membiarkan sebulir airmata keluar dari pelupuk matanya karena dia merasakan Siwon membawa ciuman mereka lebih dalam. Ciuman Siwon menuntut, menginginkan Kyuhyun memberikan seluruh dirinya untuk Siwon. Dan itulah yang Kyuhyun berikan untuk kekasih tercintanya.

Keduanya mulai saling berbalas ciuman, mengulum bibir pasangan mereka satu sama lain, saling bertukar saliva dengan sesekali tautan lidah yang tak terhindarkan. Ciuman manis mereka menjadi ciuman bergairah.

Kyuhyun pun sedikit demi sedikit merubah posisinya menjadi duduk dalam pangkuan Siwon. Dia mengalungkan kedua lengannya di leher Siwon sementara salah satu tangannya meremas rambut hitam Siwon. Siwon pun tak kalah dari Kyuhyun dengan lengan kuatnya yang berada di pinggang dan punggung Kyuhyun, membawa tubuh wanita terkasihnya mendekat lebih rapat kepadanya.

Tautan bibir mereka tidak pernah lepas lebih dari lima detik. Keduanya melepaskan bibir satu sama lain hanya untuk menarik nafas dan kembali berciuman, demi menyampaikan rasa rindu mereka. Dan meski ketika keduanya merasa cukup, tetap saja mereka tak bisa lepas dari dekapan erat masing-masing.

Kening yang beradu, jemari Siwon yang mengelus pipi bulat nan putih milik Kyuhyun sebelum beralih ke bibir sintalnya, dan terakhir senyum bahagia sebelum keduanya saling memeluk adalah kebersamaan yang sudah dicari dan diinginkan baik oleh Siwon maupun Kyuhyun.

Aku mencintaimu.

.

.

.

“Jadi keduanya sudah berbaikan?”

“Sudah tuan.”

“Bagus kalau begitu. Hhh… Benar-benar melelahkan menjadi seorang mak comblang.”

“Sebaiknya tuan beristirahat. Saya akan segera sampai untuk melayani kebutuhan tuan.”

“Ah! Tidak perlu Sebastian. Kau yang seharusnya beristirahat. Kau sudah memata-matai keduanya sejak tiga bulan yang lalu. Aku sangat berterima kasih atas bantuanmu.”

“Tidak perlu berterima kasih tuan. Sudah menjadi tugas saya. Permintaan anda adalah perintah untuk saya.”

“Ahahaha… Kau ini. Kau selalu membuatku senang.”

“Saya senang jika tuan merasa senang.”

“Sudah, sudah. Kau membuatku malu saja. Oh ya Sebastian, aku sedikit penasaran bagaimana kau bisa terus memata-matai mereka secara intensif? Bahkan sampai malam ini. Bukankah seharusnya semua ruangan tertutup, belum lagi penjaga disana.”

“Saya memiliki cara saya tersendiri tuan.”

“Ahahaha… Jangan bilang kamu melihatnya dari jendela ruangan Kyuhyun.”

“…”

“Sebastian… Itu tidak mungkin bukan?”

“Apapun mungkin di dunia ini.”

“Sebastian?”

“Saya pamit. Selamat malam tuan.”

“Dia memutus sambungan telepon kami. Apa benar dia melihatnya dari jendela? Tapi bukankah ruangan Kyuhyun ada di lantai paling atas dan tidak ada balkon di ruangan itu. Hanya jendela kaca besar.”

“Seunghyun, kamu sedang apa? Ayo tidur.”

“Masa sih?”

“Seunghyun!”

“Ah! Sebastian hanya bercanda. Memangnya dia iblis yang bisa terbang? Aku terlalu lama berkutat dengan pekerjaanku sampai aku jadi gila.”

“Choi Seunghyun! Cepat ke kamar atau kau akan tidur diluar! Aku kedinginan!”

“Sebentar sayang! Cih, dasar wanita tak sabaran. Jika bukan karena aku mencintai dunia akhirat sudah aku…”

“Sudah aku apa hah? Ayo lanjutkan suamiku sayang.”

“Ji-Jiyongie… S-sayang…”

“Tidur diluar.”

I’m dead.

.

.

.

Don’t try to lie to your heart because heart cannot lie

TBC

( 。・_・。)(。・_・。 )

n4oK0’s notes : Nao perhatikan semakin sedikit yang ngubek-ngubek WP Nao. Sedih sih, tapi selama masih ada yang bersedia baca, kekecewaan Nao terobati. Jadi tenang aja bagi my amazing readers yang begitu baik hati untuk menanti FF Nao, Nao akan terus berusaha untuk menulis kelanjutan semua FF Nao.

Untuk SWK sendiri, sepertinya Nao ga akan memperpanjang cerita ini. Ga terasa hampir dua tahun Nao nulis SWK dan sebuah cerita pasti akan menemukan akhir. Nao bermaksud mengakhiri cerita ini dalam beberapa chapter ke depan.

Semoga endingnya nanti akan sesuai dengan keinginan Nao sebagaimana dengan keinginan amazing readers semua. Tetap dukung Nao ya (ala2 peserta kontes menyanyi).

Udah itu aja. Semoga kali ini SWK ga sepi kayak kuburan.

Semua typos dan kegajean adalah murni kesalahan Nao. Muup yak.

Hope amazing readers enjoy this.

Keep Calm and Ship WonKyu, YunJae and KrisHo 😀

Sankyu and Peace All

^^n4oK0^^