Tags

, , ,

Poster - Sakura Nagashi

( 。・_・。)人(。・_・。 )

Title : Sakura Nagashi 3

Pairing / Charas : WonKyu, Minho, Suho

Disclaimer : All casts are belong to their self and God, Utada Hikaru and Sakura Nagashi are belong to herself and her label. Poster by Choi So Yeon

Inspired : Sakura Nagashi by Utada Hikaru

Warning : Un-betaed, Angst, AU, OC, Family, Romance, Drama, GS, M for Language Used

Summary : Everybody finds love, in the end.

( 。・_・。)(。・_・。 )

Previous Chapter

“…mereka masih begitu?”

Joonmyeon terlalu terlarut dengan perasaannya sendiri sehingga dia tidak mendengarkan pertanyaan wanita dihadapannya sama sekali. Dia tidak bisa memperhatikan apapun kecuali tentang rasa bersalahnya yang semakin besar terhadap Siwon. “Nona Joonmyeon?” panggil wanita itu lagi, berusaha membuat Joonmyeon memperhatikannya namun nihil. Joonmyeon tetap terpaku dengan kedua tangannya sendiri yang dia remas dengan kuat.

Wanita paruh baya itu akhirnya berhenti memanggil Joonmyeon. Apalagi ketika dia melihat Joonmyeon yang mulai menitikan airmatanya. Wanita hanya bisa menyaksikan Joonmyeon yang menangis tersedu-sedu sampai akhirnya tidak kuasa menangis keras walaupun Joonmyeon masih sempat menutup mulutnya dengan punggung tangannya agar isakan tangisnya tidak terdengar oleh orang lain.

Hanya saja, suara tangis Joonmyeon yang menyayat hati tidak akan bisa dihiraukan begitu saja. Tangisan Joonmyeon yang begitu memilukan membuat semua orang menoleh, bertanya-tanya apa yang sedang terjadi sekaligus merasa iba dengan gadis yang terlihat sedih itu.

Mereka hanya bisa bertanya-tanya karena Joonmyeon terus saja menangis sampai dia sesengukan. Mereka hanya bisa merasa iba tanpa bisa menghibur Joonmyeon karena apapun bentuk hiburan atau kata penenang, Joonmyeon tidak akan pernah bisa dihibur dengan cara apapun.

Rasa bersalah itu terlalu besar.

Rasa penyesalan itu terlalu dalam.

Joonmyeon telah berdosa kepada orang yang selalu menyayanginya.

Dia berdosa.

“A-appa… M-maaf… Hiks… M-maafkan Joonie… Hiks… Ma-maaf…”

.

.

.

Seorang pria tampak duduk dengan badan bergetar. Bukan karena sakit melainkan karena ketakutan akan apa yang sebentar lagi menimpanya. Dan sudah seharusnya dia takut karena sebentar lagi dia harus membayar semua kesalahan yang telah dia perbuat dulu kepada seseorang.

Seseorang yang sangat berarti.

“Jaksa penuntut Cho, apakah anda masih memiliki pertanyaan lain untuk terdakwa?” tanya hakim paruh baya berwibawa tersebut. Kyuhyun terdiam sesaat, menatap tajam terdakwa yang terus menundukkan kepalanya, mendengus remeh ke arah terdakwa itu, sebelum mengalihkan perhatiannya kepada sang hakim.

“Tidak Yang Mulia. Cukup. Saya tidak memiliki pertanyaan lagi untuk terdakwa.” Sahutnya singkat. Kyuhyun tidak perlu mengatakan apapun lagi. Semua sudah selesai. Semua sudah dia ungkapkan. Keadilan akan ditegakkan. Ah, bukan. Keadilan harus ditegakkan. Dan Kyuhyun akan memastikan keadilan untuk orang itu akan ditegakkan.

“Baiklah. Pengacara Kim apakah anda memiliki pertanyaan lain atau pembelaan untuk terdakwa?” tanya hakim tersebut kepada pengacara terdakwa yang terlihat lesu.

“Tidak Yang Mulia.” Ujar sang pengacara dengan tatapan pasrah dan tak bersemangat. Untuk apa bersemangat jika kau sudah mengetahui jika dirimu kalah telak dari jaksa penuntut umum yang terkenal begitu handal dalam pekerjaannya.

Pengacara muda tersebut menyesal telah menerima kasus ini. Seharusnya dia mendengarkan nasihat rekan sejawatnya bahwa adalah hal mustahil untuk bisa berhadapan dengan Jaksa penuntut Cho terlebih lagi dengan kasus yang memang menyudutkan kliennya tersebut. Namun ego dan ambisinya untuk mengalahkan jaksa yang tak terkalahkan itu lebih besar dari logikanya sehingga menerima kasus limpahan dari pengacara senior di biro hukum tempatnya bekerja.

Dengan hakim yang mengetuk palu sebanyak tiga kali, maka berakhir sudah sidang yang dilangsungkan tertutup itu. Keputusan sudah dibacakan dan Kyuhyun menang. Sebagian orang menilai hukuman yang diberikan kepada terdakwa terlalu berat tetapi mereka juga tidak bisa memungkiri bahwa hasil yang dibacakan tadi merupakan hasil yang dapat ditebak. Kelihaian dan kemampuan Kyuhyun dalam memaparkan bukti dan memunculkan saksi-saksi yang memberatkan terdakwa adalah kunci keberhasilannya. Maka dari itu, semua orang tidak terkejut dengan hukuman yang diterima sang terdakwa. Mereka semua tahu bahwa apa yang diinginkan oleh jaksa penuntut umum Cho, akan selalu terjadi.

Kyuhyun membungkuk hormat kepada hakim yang beranjak meninggalkan ruangan sebelum menegakan kembali tubuhnya dan berhadapan dengan terdakwa yang terus menundukkan diri. Senyum sinisnya tak pernah lepas dari wajah cantik namun terlihat keras itu. Kyuhyun meletakan satu tangannya di depan pandangan mata terdakwa itu agar perhatiannya tertuju kepada Kyuhyun.

“Kau tampak takut.” Ujar Kyuhyun dengan seringai kemenangannya.

Sang terdakwa hanya bisa diam tanpa bisa membalas ucapan Kyuhyun. Dia terus menunduk, berusaha sekuat tenaga untuk tidak menengadahkan wajahnya dan menatap Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun sendiri hanya mendecih marah sebelum mengangkat dagu terdakwa itu lalu menundukkan tubuhnya agar sejajar dengan sang terdakwa yang duduk di kursi pesakitan. Kyuhyun mendekatkan bibirnya di telinga sang terdakwa dan membisikan,

“Kau sudah sepantasnya merasa takut karena akan aku pastikan kau membusuk di penjara setelah apa yang kau lakukan terhadap suamiku dulu bajingan.” Desis Kyuhyun marah lalu meninggalkan terdakwa yang meringkuk, semakin ketakutan karena tekanan dari Kyuhyun.

Kyuhyun menegakan kembali tubuhnya dan tersenyum sinis ke arah terdakwa yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa keringanan. Kyuhyun bisa lega karena penjahat yang membuat suaminya harus koma selama 6 bulan akhirnya mendekam di penjara. Walau Kyuhyun menginginkan hukuman mati untuk pria yang sudah dibawa pergi oleh polisi tersebut, namun hukuman ini juga sudah cukup membuat si brengsek itu menderita.

Kyuhyun senang karena dia sudah mendapatkan keadilan untuk suaminya.

Well, mantan suami.

Kyuhyun menghela nafas panjang jika mengingat statusnya saat ini.

Mengapa mereka harus terus berpisah padahal keduanya saling mencintai? Mengapa mereka tidak bisa bersama padahal mereka memiliki pengikat diantara mereka yaitu kedua buah hati mereka?

Kyuhyun tahu jawabannya hanya saja dia tidak mau mengakuinya.

Penghalang antara dirinya dan Siwon sudah hilang sejak lama. Dia dengan senang hati menerima Siwon apa adanya. Kyuhyun ingin menyambung lagi benang cinta mereka yang terputus dengan satu ikatan, pernikahan.

Namun Siwon terlalu banyak pertimbangan. Pemikiran mantan suaminya itu terlalu jauh. Mungkin penderitaan dan kepedihan masa lalu bahkan sampai saat inilah yang menyebabkan Siwon tidak ingin bersama dengan Kyuhyun lagi. Belum lagi masalah Siwon yang merasa rendah diri berhadapan dengan Joonmyeon.

Kyuhyun menggelengkan kepalanya beberapa kali.

Tidak.

Kali ini Kyuhyun tidak mau menyerah begitu saja. Kali ini Kyuhyun yang akan memperjuangan haknya untuk bahagia, hak anak-anaknya untuk bahagia, hak orang yang dia cintai untuk bahagia.

Kyuhyun akan mencari berbagai cara agar keluarganya bisa bersatu kembali.

Apapun itu.

.

.

.

Siwon menyandarkan tubuhnya di dinding rumah sakit dan tanpa dia sadari, kekuatan kakinya melemah sehingga dia merosot sampai ke lantai. Ayah dari Joonmyeon dan Minho tersebut terduduk disana dengan kedua kakinya yang menekuk dengan secarik kertas di tangannya. Dikertas itu tertulis,

Pemberitahuan Status Donor.

Siwon meremas kertas itu sekuat-kuatnya. Isi kertas yang menyatakan Minho bukan lagi prioritas utama penerima donor benar-benar menusuk hati Siwon. Situasi ini menimbulkan kesedihan yang mendalam untuknya dan itu membuatnya tak kuasa menahan airmatanya lagi.

Mengapa?

Mengapa nasib buruk selalu menimpa keluarganya?

Mengapa Tuhan memberikan cobaan sedemikian sulit untuknya?

Siwon tak tahu apa salahnya di masa lalu sehingga dia diberi cobaan seperti ini. Dia sudah berjuang sampai dia tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk menghadapi semua kesulitan dalam hidupnya.

Dan semua itu tak pernah cukup, tak pernah selesai.

Mungkin jika semua itu terjadi padanya, Siwon tidak akan sesedih ini. Tapi yang mengalaminya adalah putranya. Putranya yang bahkan belum pernah mendapatkan kasih sayang selain dari dirinya. Putranya yang masih jauh dari kata bahagia.

Kenapa harus Minho?

Kenapa bukan dirinya?

Apa ini sebenarnya hukumannya karena telah berani mencintai Kyuhyun yang jauh diatasnya?

Namun bukankah cinta tidak mengenal apapun?

Bukankah semua sama dimata Tuhan?

Lalu mengapa?

Mengapa hidupnya selalu dilanda kesedihan?

“Kenapa Tuhan? Kenapa? Kenapa harus putraku? Dia tidak mungkin selamat jika keadaannya seperti ini… Dia… Dia akan pergi dariku… Oh tidak, tidak… Tuhan… Ambil saja aku. Ambil aku… Jangan Minho… Jangan putraku…”

Lirihan itu yang terus terucap dari bibir Siwon sampai tidak terdengar satu kata pun dari Siwon.

Sampai tidak terdengar satu kata pun.

Secarik kertas itu pun terjatuh di samping Siwon dengan tulisan jelas selain pemberitahuan sebelumnya. Sebuah kalimat dan nominal angka dengan lebih dari enam digit yang sekiranya bisa merubah keadaannya Siwon dan Minho. Hanya saja, saat ini, nasib tidak berpihak kepada Siwon.

.

.

.

Siwon menekan bel pintu rumah yang telah memberinya banyak kenangan, baik itu kenangan indah maupun kenangan buruk. Rumah yang menjadi saksi cintanya kepada nona rumah yang cantik. Rumah yang menjadi saksi akan cintanya yang seharusnya tak pernah ada.

Siwon tidak menyesali telah jatuh cinta. Tapi dia selalu berpikir apakah jika mencintai wanita lain selain Kyuhyun maka hidupnya akan berbeda? Apakah Kyuhyun adalah wanita yang tepat untuk dia cintai? Apakah sejak awal cintanya yang telah membawanya dan keluarganya sekarang dalam kehancuran ini?

Tidak ada yang bisa menjawabnya.

Yang saat ini Siwon ketahui bahwa apapun yang dia lakukan, apapun yang dia pikirkan, tidak akan membuatnya bisa membalikan waktu. Semua sudah terjadi dan dia menerimanya.

Saat ini yang ingin Siwon lakukan untuk terakhir kalinya adalah melihat wajah cantik itu. Wajah cantik yang telah menjadi ibu dari kedua anaknya. Wajah yang akan selalu membayanginya seumur hidupnya. Wajah yang akan selalu dia cintai sampai akhir hayatnya.

Kyuhyun.

Siwon menekan sekali lagi dan tidak berjarak dua detik, pintu pun terbuka. Menampakkan seseorang yang selalu membuatnya tersenyum.

“Siwon? Ada apa?” tanya Kyuhyun senang walau dia bingung Siwon datang tengah malam seperti ini. Siwon hanya tersenyum dan terus memandang wajah indah yang seperti tak terkikis oleh waktu. Tanpa peringatan sama sekali, Siwon mendekat lalu merengkuh tubuh itu dalam dekapannya. Siwon memeluk Kyuhyun erat, menyembunyikan wajahnya dalam cerug leher Kyuhyun, menghirup aroma tubuh mantan istrinya tersebut, aroma yang memabukkan.

“S-siwon…” Kyuhyun tak pelak terkejut dengan sikap Siwon, namun dia senang karena bisa merasakan lagi pelukan hangat dari mantan suami yang begitu dia cintai. Dengan perlahan, Kyuhyun pun mulai membalas pelukan Siwon, menempatkan kedua tangannya di punggung Siwon dan merebahkan kepalanya di dada Siwon.

Siwon mengangkat kepalanya dari leher Kyuhyun dan mengarahkan ke pelipis Kyuhyun. Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Siwon mengecup pelipis itu sebelum sedikit melonggarkan pelukannya agar dia bisa berhadapan dengan Kyuhyun. Siwon meraih pipi Kyuhyun, menangkupnya dan membawa wajah itu mendekat agar Siwon bisa mengecup kening Kyuhyun.

Cukup lama Siwon mengecup kening Kyuhyun sebelum akhirnya dia melepaskannya. Jemari Siwon masih betah berada di pipi Kyuhyun mengusap permukaan pipi yang halus tersebut lalu memberikan senyum yang lebar kepada Kyuhyun.

“Aku selalu mencintaimu.” Ucap Siwon dengan lirih, mengembangkan senyum di wajah cantik Kyuhyun.

“Selalu Kyuhyun-ah. Selalu.” Lanjutnya lagi sebelum benar-benar melepaskan diri dari Kyuhyun, memandang Kyuhyun sesaat sebelum mendadak berbalik dan lari meninggalkan Kyuhyun.

Kyuhyun tersentak kaget dengan perginya Siwon begitu saja. Dia tidak sempat menerjemaahkan apa yang telah terjadi sampai Siwon hilang di balik pagar rumahnya yang tinggi.

Begitu Kyuhyun sadar bahwa ada yang tidak beres dengan Siwon, Kyuhyun pun mengejar Siwon sampai depan gerbangnya. Akan tetapi Kyuhyun tidak mendapati sosok Siwon sama sekali. Dia terlambat mencegah pria yang dicintainya itu untuk pergi.

Kyuhyun merasakan sesak yang sangat dalam di dadanya. Bulir-bulir krsital miliknya mulai berjatuhan dan dia tak kuasa menahan bobot tubuhnya sendiri. Tubuhnya merosot ke tanah dengan tangan Kyuhyun berpegangan di pintu gerbang.

Kyuhyun mulai terisak sampai dia menangis sejadi-jadinya. Kyuhyun tidak mempedulikan tatapan kekhawatiran penjaga rumahnya yang bingung dengan keadaan Kyuhyun. Ibu dua anak itu terus menangis di kegelapan malam sampai,

“SIWON!!!” teriakannya memecah keheningan malam.

Teriakan pilu yang menyayat hati semua orang yang mendengarkan.

Teriakan yang memberi tahu bahwa dia akan berpisah dengan seseorang.

Seseorang yang begitu dia cintai.

.

.

.

“APPA!!!” jeritan Joonmyeon yang keras membuat Kyuhyun menolehkan pandangannya dari arah Siwon pergi. Ibu dua anak itu menatap dengan mata dan pipi yang basah ke arah Joonmyeon yang juga sudah bersimbah air mata di pipinya.

“Umma! Apa yang umma lakukan? Ayo kita kejar appa! Perasaan Joonie tidak enak! Ayo umma!” desak Joonmyeon seraya mengangkat tubuh Kyuhyun agar berdiri kembali. Kyuhyun sendiri tidak tahu harus bereaksi apa dengan kehadiran Joonmyeon dan membiarkan putrinya berbuat yang dia suka.

Joonmyeon bergegas mengeluarkan ponselnya dan menghubungi supir keluarganya yang lain. Joonmyeon tidak memperhatikan bahwa ada penjaga rumah yang sedang panik melihat keadaan atasannya yang kacau. Dia juga takut jikalau Joonmyeon akan memarahi dirinya dan memecatnya.

“Maafkan saya nona, s-saya ti-tidak tahu a-apa yang su-sudah terjadi. S-saya… S-saya… Maafkan saya.” Sahut penjaga rumah itu. Dia tidak tahu harus berbuat apa selain terus meminta maaf. Sedangkan Joonmyeon, begitu dia menyadari kehadiran penjaga rumahnya, Joonmyeon langsung menyuruhnya untuk melakukan sesuatu. Joonmyeon sama sekali tidak peduli dengan permintaan maaf bawahannya tersebut.

“Ahjussi! Tolong ambilkan mobilku dan bawa kesini! Aku lupa supir Ahn sedang cuti karena anaknya sakit. Cepat!” perintah Joonmyeon tegas yang langsung diikuti oleh penjaga rumah tersebut. Dia merasa sedikit lega karena sepertinya Joonmyeon tidak akan memecatnya.

“Umma, umma tenanglah. Joonie yakin appa belum terlalu jauh. Kita akan menyusul dan menemukannya. Umma tenang ya.” Hibur Joonmyeon yang merasa ummanya terlihat begitu sedih dan shok dengan kepergian Siwon tadi.

Joonmyeon melihat setengah kejadian bagaimana orang tuanya saling membagi rasa cinta mereka. Hati Joonmyeon sempat merasa lega dan senang karena dia mengira keduanya akan berbaikan. Namun ketika Siwon tiba-tiba lari meninggalkan Kyuhyun, perasaan takut melandanya. Terlebih lagi saat dia melihat Kyuhyun yang lari mengejar sang ayah.

Joonmyeon segera mengambil jaket dan mantel Kyuhyun dan mengikuti ibunya tersebut sampai disinilah dia, menunggu penjaga rumahnya mengambil mobilnya agar dia bisa mengejar Siwon.

“Nona!” panggilan penjaga rumah menyadarkan Joonmyeon dan dengan cepat, Joonmyeon segera memandu Kyuhyun untuk masuk ke dalam mobil ke kursi penumpang dan dirinya di kursi pengemudi.

“Ahjussi! Beritahu kepala rumah tangga Song untuk mengurus semuanya. Dia akan mengerti apa maksudku. Aku pergi!” Ujar Joonmyeon langsung melesat tanpa menunggu respon sang penjaga rumah. Pria berusia lebih dari 30 tahun itu pun hanya bisa sekali lagi mengikuti perintah sang anak atasan dan menghubungi kepala rumah tangga Song.

.

.

.

Siwon berdiri di tepi persimpangan, tepat di sebelah lampu lalu lintas. Pria itu sudah memantapkan hatinya untuk melakukan salah satu perbuatan yang dibenci oleh Tuhan. Tetapi, Siwon merasa dirinya tidak punya harapan lagi. Hanya ini satu-satunya cara.

Hanya dengan kematiannya maka Minho akan selamat.

Tanpa diketahui oleh siapapun, Siwon telah membeli asuransi jiwa yang cukup besar. Hal itu dia lakukan agar Minho tetap terjaga dan terlindungi walau dia meninggal nantinya. Hanya saja, Siwon tidak mengira bahwa dia akan memerlukannya secepat ini.

Siwon menunggu dan menunggu sampai ada satu kendaraan yang melintas. Siwon tahu dia akan merepotkan orang lain dengan tindakannya, namun sekali lagi hanya jalan ini yang bisa dia pikirkan. Siwon tidak peduli dengan yang lainnya. Hanya ada Minho dan Minho.

Lampu sorot jarak jauh membuat Siwon menoleh ke arah sebuah mobil yang melaju ke persimpangan tempat dia berdiri. Siwon memutuskan mobil itu yang menjadi sasarannya. Tubuh Siwon bergetar, dia takut karena dia akan membuat dosa besar. Akan tetapi Siwon berusaha mematahkan rasa takut itu dan menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi warna hijau.

Ketika warna merah itu berubah menjadi hijau, dengan perlahan Siwon melangkahkan kakinya. Dia menurunkan kakinya dari trotoar, meyakinkan hati untuk melakukan,

“JOONIE!!”

Iris hitam Siwon melebar ketika dari seberang dia melihat seorang anak perempuan berlari ke tengah jalan mengejar bola yang terlepas dari tangannya.

“JOONIE!!!” teriakan keras ibunda gadis cilik itu membuat tubuh Siwon bergerak sendiri dengan cepat ke arah gadis cilik tersebut. Siwon melupakan niat awalnya dan hanya terfokus untuk menyelamatkan gadis itu dari terjangan keras besi yang melaju kencang ke arah mereka berdua.

Siwon berdoa dalam hati bahwa Tuhan memberikan kekuatan dan kecepatan untuk melindungi gadis itu dan itulah yang terjadi. Siwon berhasil mendorong gadis kecil itu ke trotoar walau dorongan Siwon membuat gadis itu terjatuh dengan keras dan terluka. Siwon masih sempat mendengar tangisan kesakitannya. Namun ayah dua anak itu bisa tersenyum karena dia berhasil menyelamatkan nyawa gadis itu. Walau,

Walau nyawanya sendiri yang menjadi taruhannya.

BRAK!!!

Kejadian itu begitu cepat sehingga orang-orang hanya bisa berteriak ketika mobil sedan hitam itu menabrak tubuh Siwon sampai terlempar jauh. Baru beberapa detik berikutnya, orang-orang itu beramai-ramai mengelilingi tubuh Siwon yang bersimbah darah. Salah satu dari orang-orang tersebut langsung menghubungi ambulance sementara yang lain berusaha untuk menolong Siwon. Ibunda dari gadis kecil itu pun ingin sekali membantu Siwon tetapi dia masih harus mengurusi buah hatinya yang terus menangis.

Siwon sendiri sudah tidak merasakan apapun lagi. Sakit di seluruh tubuhnya perlahan tidak dirasakannya lagi. Mata hitamnya hanya tertuju kepada gadis kecil yang masih saja menangis meski sang bunda sudah berusaha menenangkannya.

“Mi-min-min-ho… Jo-joon-jo-joon-my-myeon…” lirih Siwon dalam ambang ketidaksadarannya. Nampaknya, melihat gadis kecil yang memiliki nama panggilan yang sama dengan Joonmyeon, membuat Siwon teringat kedua anaknya. Dalam hatinya, Siwon berpikir bahwa dia telah menyelamatkan kedua buah hatinya itu. Minho akan selamat dengan uang asuransinya. Putranya akan kembali menjadi calon penerima donor ketika semua biaya rumah sakit terlunasi dengan uang asuransi itu. Sementara Joonmyeon, Siwon merasa seperti menyelamatkan putrinya dengan menyelamatnya gadis itu.

Siwon tersenyum tipis.

Tampaknya dia sudah siap untuk meninggalkan penderitaannya.

Tampaknya Siwon sudah siap melupakan segalanya.

Tampaknya dia sudah siap meninggalkan dunia ini.

Selamat tinggal.

.

.

.

“Dilaporkan telah terjadi kecelakaan di kawasan xxx pada pukul xxx. Menurut saksi mata, mobil melaju dengan kecepatan yang tinggi dan tidak terkendali. Pihak kepolisian…”

.

.

.

I can’t believe we’ll never meet again.
I haven’t told you anything yet. 

No matter how frightening it is, I won’t look away
if there is love at the end of everything.

Everybody finds love
In the end

TBC

( 。・_・。)(。・_・。 )

n4oK0’s notes : Hi All… Pa kabar? Huehehe. Nao’s back dengan lanjutan dari ‘Sakura Nagashi’. Bagi yang udah baca dan ‘ngeh’ sama ceritanya, ini adalah bagian terakhir dari FF yang ada di kontes. Tapi berhubung di akhir part ini ada tulisan ‘TBC’, so sepertinya masih akan dilanjut (atau sebaiknya tidak ya, secara makin dikit aja WKS yang bisa Nao deteksi).

Anyway, ini adalah lanjutannya. Nao tadinya belum mau post dulu tapi berhubung Nao baru sadar kalo beberapa minggu lalu itu ULTAH WP NAO, maka untuk celebrate ultahnya ini blog, Nao post aja deh.

Sutra. Monggo di review (jika berkenan). As usual, typos, gaje, dan hal-hal mistik lainnya adalah tanggung jawab Nao jadi Nao cuma bisa bilang gomen m(_ _)m

Bubye (づ ̄ ³ ̄)づ

Keep Calm and Ship Wonkyu, Yunjae, and Krisho 😀

Sankyu and peace all

^^n4oK0^^