Tags

, , , , , ,

Waterfall Poster

( 。・_・。)人(。・_・。 )

Title : Waterfall 12

Pairing / Charas : WonKyu, Kangin, Heechul, Yunjae, more to come

Disclaimer : All casts are belong to their self and God; Poster by @SuciiCho

Genre : Family, Romance, a bit Angst

Warning : Un-betaed a.k.a. Typos, GS, OOC, AU

( 。・_・。)(。・_・。 )

Previous Chapter

“Jangan berkata apapun dulu Kyu. Lebih baik kita segera pergi. Noona, aku pinjam kunci mobilmu. Noona menyetir sendiri tadi bukan? Jadi aku mau ambil mobil noona. Noona parkir dimana?” tanya Kangin kepada Heechul tak menghiraukan gurat kekesalan yang tercetak jelas di wajah cantiknya.

“Noona.” Desak Kangin lagi yang akhirnya membuat Heechul mengeluarkan kunci mobil yang dimaksud dan menyerahkannya kepada Kangin.

“Mobilku ada di basement, dekat lift.” Sahut Heechul ketus. Kangin terkekeh dan langsung menerima kunci mobil itu dan bergegas mengambil mobil Heechul. Sepeninggalan Kangin, Heechul dan Kyuhyun terdiam dengan pikiran mereka masing-masing sampai,

“Jangan kau kira karena Kangin mengizinkanmu menemui Siwon, kau bisa berhubungan lagi dengannya. Sudah cukup Siwon merasakan sakit karena tindakanmu. Aku harap kau tahu diri Kyuhyun-ssi.” Sinis Heechul membuat Kyuhyun sedikit gugup. Namun Kyuhyun berusaha menguasai dirinya sendiri. Dia paham benar atas kemarahan Heechul dan juga Yunho kepadanya sehingga dia tidak mau terlalu memikirkan kalimat tajam Heechul tadi. Yang ada dipikirannya sekarang adalah Siwon.

“Aku mengerti ahjumma. Jika memang Siwon oppa tidak mau menemuiku lagi nanti, aku akan menghindarinya tapi biarkan aku mendengar itu langsung dari mulutnya.” Ucap Kyuhyun tenang meski jantungnya berdetak tidak karuan setelah dipandang sengit oleh Heechul akibat perkataannya tadi.

“Terserah.” Sungut Heechul lalu diam seribu bahasa, tak mau sedikit pun melihat ke arah Kyuhyun lagi. Sedangkan Kyuhyun hanya menghela nafas dan ikut membisu.

Kyuhyun bersungguh-sungguh dengan kalimatnya tadi. Jika memang Siwon mengatakan secara langsung tidak ingin menemuinya lagi, maka Kyuhyun akan pergi dari sisi Siwon. Sebaliknya, jika masih ada harapan untuknya, Kyuhyun ingin berjuang untuk mendapatkan harapan itu.

Dia harus berjuang.

 ( 。・_・。)(。・_・。 )

“Masuklah Kyu.” Ajak Kangin ketika dirinya, Heechul dan Kyuhyun tiba di kediamannya beberapa saat yang lalu. Kyuhyun mengangguk dan mengikuti ajakan Kangin meski dia bisa merasakan tatapan tajam dan menusuk diarahkan kepadanya dari Heechul.

Wanita cantik itu jelas tidak menyukai kehadiran Kyuhyun, namun dia tak bisa mengusir gadis manis tersebut karena Kyuhyun ada disini atas ajakan Kangin sebagai tuan rumah. Tapi itu bukan berarti dia akan tinggal diam saja dan menerima Kyuhyun yang saat ini merupakan orang pertama dalam daftar orang yang harus dijauhkan dari Siwon.

“Noona.” Panggilan Kangin mengalihkan pandangan Heechul dari Kyuhyun. Ibu satu anak itu menoleh ke arah Kangin dan berkata,

“Apa?”

“Kau lelah?” tanya Kangin dengan lembut.

“Sedikit.” Aku Heechul jujur.

“Kalau begitu noona istirahatlah di kamar atas. Aku sudah menyiapkan satu kamar untuk noona dan satu kamar lagi untuk Joongie disini.” Ucap Kangin sembari memanggil salah satu asisten rumah tangganya untuk mengantar Heechul.

Heechul sebenarnya ingin menolak tawaran Kangin untuk menginap, namun dia sendiri tidak memungkiri bahwa tubuhnya begitu lelah setelah menjaga Siwon ditambah Heechul juga lelah secara mental dengan semua kejadian yang menimpa anak sahabatnya tersebut.

Maka, meski enggan Heechul menjawab dengan kata,

“Hm.” dan mengikuti sang asisten rumah tangga berjalan ke lantai dua dari kediaman Kangin tersebut. Akan tetapi sebelum Heechul pergi lebih jauh, dia masih sempat menatap tajam ke arah Kyuhyun sambil berkata,

“Aku tak menyukaimu Kyuhyun-ssi, tapi aku tak bisa mengusirmu karena ini bukan rumahku. Tapi perlu kau camkan baik-baik. Aku tidak akan membiarkan kau menyakiti Siwon lagi. Paham?” tegas Heechul yang hanya dijawab dengan tautan alis dari Kyuhyun, seolah-olah Kyuhyun tidak mau menuruti keinginan Heechul tersebut. Akan tetapi, Heechul tidak mau peduli. Tanpa menunggu jawaban apapun dari Kyuhyun, wanita itu kembali melanjutkan langkahnya.

“Hhh… Dia masih saja begitu.” Gumam Kangin sambil menggelengkan kepala atas tingkah Heechul yang tak bersahabat dengan Kyuhyun. Pria itu lalu menoleh ke arah Kyuhyun dan menepuk bahu gadis pujaan hati putra sulungnya tersebut.

“Jangan dengarkan ucapan Chulie noona Kyu. Dia sedang tidak enak hati.”

“Tidak apa-apa ahjussi, aku mengerti.”

“Bagus. Ayo, kita ke kamar Siwon.” Ajak Kangin yang ditanggapi dengan anggukan pasti dari Kyuhyun.

.

.

.

“Hyung sudah merasa nyamankah?” tanya Yunho setelah membantu Siwon merebahkan diri di tempat tidur dan mengatur bantal dan guling demi kenyamanan Siwon.

“Sudah Yun. Please… Aku bukan bayi. Jangan berlebihan.” Sungut Siwon sambil merengut sebal dengan tingkah Yunho yang berlebihan sejak dia sadar dari koma. Siwon merasa dirinya baik-baik saja dan tidak perlu terus diawasi.

Lain pikiran Siwon lain juga pikiran Yunho. Bagi pemuda bermata seperti mata musang itu, kondisi kakaknya yang belum benar-benar pulih tersebut adalah prioritas utamanya saat ini. Yunho ingin menggunakan semua waktu yang dia punya untuk merawat Siwon meski tidak bisa 24 jam dalam seminggu. Yunho pun tahu dia memiliki kewajiban lain tetapi jika memungkinkan Yunho ingin terus berada di sisi Siwon saat kakaknya itu membutuhkan sesuatu.

Mungkin sikap Yunho berlebihan karena selain dirinya ada banyak orang yang mampu menjaga Siwon. Tapi bisakah orang-orang menyalahkan pemuda tersebut? Dia baru saja mendapatkan kakaknya kembali dari ujung tanduk kematian. Dia baru saja mendapatkan pengakuan dari kakaknya tersebut sebagai saudara. Dan dia baru saja merasakan kehangatan keluarga utuh, walau…

Walau ibundanya telah tiada.

Meski Sungmin telah tiada, baru kali ini Yunho merasakan kasih tulus dari Kangin dan baru kali ini Yunho juga merasakan kehangatan seorang kakak. Yunho merasakan bahwa keluarganya kini berubah lebih baik. Mereka mulai bisa menata hidup mereka dengan menyelesaikan semua kesalah pahaman dan kepahitan masa lalu. Masih banyak yang harus mereka benahi tapi dengan cinta dan kasih sayang, Yunho tahu keluarganya akan baik-baik saja.

Yunho menatap Siwon yang terus menekuk wajahnya karena kesal dengan Yunho. Akan tetapi Yunho tidak terganggu sama sekali. Dia justru terkikik geli karena baru ini pertama kalinya Siwon tidak mengenakan topeng apapun di wajahnya. Ini pertama kalinya, sang kakak bersikap layaknya pemuda biasa dan bukan seorang yang harus menghadapi dunia seorang diri.

“Aku paham hyung tapi hyung masih dalam masa pemulihan. Hyung sudah seharusnya diawasi terus. Bersabarlah hyung. Nanti tanpa hyung sadari, hyung sudah bisa beraktifitas normal.” Sanggah Yunho memberi Siwon pengertian. Siwon sendiri hanya memutar matanya malas dan tidak berkomentar apapun. Dalam hatinya, Siwon membenarkan perkataan Yunho namun dia terlalu keras kepala untuk mengakui bahwa Yunho benar.

Yunho menggelengkan kepalanya beberapa kali meski ada senyum kecil di wajah tampannya tersebut. Tanpa menunggu bantahan dari sang kakak, Yunho membenarkan kali posisi selimut Siwon sebelum beranjak meninggalkan kamar Siwon.

Ketika Yunho baru saja menutup pintu kamar Siwon, dia dikejutkan dengan kehadiran Kangin. Yunho menahan nafasnya sejenak sebelum menghembuskannya dan tersenyum kepada Kangin. Akan tetapi senyum itu hilang saat matanya menangkap sosok Kyuhyun di belakang sang ayah. Yunho menatap tajam ke arah Kyuhyun namun pemuda itu tidak mengatakan apapun.

“Yun…” mulai Kangin yang sayangnya hanya ditanggapi dengan kebisuan dan angin lalu karena Yunho sudah berjalan ke arah kamarnya sendiri, tidak mempedulikan Kangin dan Kyuhyun.

Kangin hanya bisa menghela nafas panjang dan menggelengkan kepalanya. Dia paham bahwa Yunho sama saja dengan Heechul, tidak menginginkan keberadaan Kyuhyun di dekat Siwon. Akan tetapi, Kangin merasa keberadaan Kyuhyun justru akan membantu pemulihan Siwon dan kondisi hatinya.

Kangin menghela nafas sekali lagi sebelum menoleh ke arah Kyuhyun yang hanya terdiam menatap punggung Yunho yang menghilang di balik pintu. Ayah dua anak itu tersenyum miris lalu menepuk-nepuk pucuk kepala Kyuhyun, berusaha memberikan kekuatan ke gadis manis itu.

“Jangan terlalu dipikirkan sikap Yunho tadi Kyu. Dia hanya terlalu mencemaskan Siwon.” Hibur Kangin.

“Tidak apa-apa ahjussi. Aku mengerti.” Balas Kyuhyun sekali lagi dengan kata-kata yang sama dengan yang dia ucapkan kepada Heechul tadi. Kyuhyun memanglingkan wajahnya dari punggung Yunho dan memberikan senyumnya kepada Kangin. Kyuhyun memahami situasinya sekarang yang menajdi musuh semua orang yang dekat dengan Siwon kecuali Kangin dan Jaejoong. Untuk itu Kyuhyun akan berusaha untuk bisa merubah pandangan Yunho dan Heechul bahwa dia menyesal telah melukai hati Siwon.

“Ayo kita temui Siwon.” Ajak Kangin yang ditanggapi dengan anggukan oleh Kyuhyun.

.

.

.

Tok! Tok!

“Masuk.” Sahut Siwon setelah mendengar suara ketukan di daun pintu kamarnya. Siwon meletakan remote televisi di meja nakas sesudah mematikan benda berlayar datar tersebut, bosan dengan acara televisi yang tidak menarik. Mata hitamnya menatap ke arah pintu kamarnya dan iris pekat itu menangkap sosok Kangin dan seseorang yang tertutup tubuh Kangin.

“Hei. Bagaimana perasaanmu?” tanya Kangin sesaat setelah dia memasuki kamar tersebut. Secara sengaja, Kangin menutupi keberadaan Kyuhyun dan tampaknya dia berhasil karena Siwon sama sekali tidak terlihat terkejut.

“Baik appa. Masih sedikit pusing dan tubuhku masih kaku dan sedikit nyeri.” Jawab Siwon jujur. Dia pikir percuma berbohong kepada Kangin karena dia yakin Kangin sebenarnya juga tahu bagaimana kondisinya. Pertanyaan awalnya tadi hanya sekedar basa-basi untuk memulai percakapan di antara mereka.

“Kau masih harus bed rest Siwon-ah tapi appa yakin kau akan segera pulih. Dua hari lagi jadwalmu untuk terapi bukan? Nanti appa yang antar.” Tegas Kangin sambil mendekati ranjang Siwon sambil berusaha menutupi jarak pandang Siwon ke arah Kyuhyun.

“Tidak usah appa. Appa bukannya harus bekerja? Aku bisa kesana dengan Jang ahjussi. Jadi appa tidak perlu membuang waktu appa unt…” Siwon tak bisa meneruskan ucapannya karena tatapan tegas Kangin yang tidak menerima penolakan dari Siwon. Sikap Kangin tersebut membuat Siwon lagi-lagi memutar matanya malas.

Ayah dan anak sama saja. Batinnya mengeluhkan sikap berlebihan Kangin dan Yunho.

“Hhh… Baiklah appa. Terserah appa saja mau bagaimana.” Ujar Siwon menyerah dengan sikap overprotective dari appa dan namdongsaengnya tersebut.

“Bagus. Kau itu suka memaksakan diri jadi harus ada orang yang mengingatkanmu.”

“Ya, ya… Terserah saja.”

“Itu baru anak appa.” Gurau Kangin lalu mengacak rambut Siwon. Siwon sendiri hanya tersenyum simpul dan membiarkan Kangin mengelus rambutnya, merapikan rambut Siwon yang dia acak tadi.

“Siwon-ah.”

“Hm?””

“Kau mau makan apa untuk makan malam nanti?” tanya Kangin basa-basi, bermaksud mengulur waktu dan mengalihkan perhatian Siwon agar tidak tertumpu kepada Kyuhyun.

“Hm… Aku sedang ingin makan daging appa.” Jawab Siwon setelah menimbang-nimbang dia ingin makan apa.

“Kalau begitu, nanti appa minta Jaejoong membuatkan sesuatu dari daging untukmu.” Ujar Kangin yang dibalas dengan senyum lebar Siwon.

“Ya, Joongie saja appa. Aku kangen masakannya.”

“Siap tuan muda.” Goda Kangin sambil memberikan salute kepada Siwon yang dtanggapi oleh Siwon dengan dengusan.

“Aish!”

“Ahahaha… Kau ini. Digoda begitu saja sudah kesal. Biasakanlah Siwon-ah. Appa akan sering menggodamu dan memanjakanmu. Berilah orang tua ini kesempatan untuk memanjakan putranya.” Ucap Kangin merasa senang karena suasana antara dirinya dan Siwon benar-benar telah mencair. Siwon tidak lagi membentengi dirinya. Putra sulungnya itu kini mau membuka hatinya dan Kangin sangat berterima kasih kepada Siwon dan Leeteuk untuk hal itu.

Ya, Leeteuk.

Mendiang istrinya itu telah membesarkan putra mereka dengan sangat baik. Siwon bukan saja memiliki hati yang tegar dan kuat seperti sang bunda namun pemuda yang pernah membencinya itu begitu pemaaf dan perngertian.

“Terserah.” Ketusan Siwon membuyarkan lamunan Kangin. Pria yang ketampanannya menurun kepada Siwon dan Yunho tersebut, terkekeh melihat Siwon yang cemberut karena diperlakukan seperti anak kecil. Sekali lagi Kangin mengacak rambut Siwon yang ditepis ringan oleh si empunya rambut. Namun Kangin tidak merasa tersinggung sama sekali karena kali ini, Siwon hanya main-main dengannya. Tidak ada lagi kemarahan keluar dari aura Siwon.

“Oh ya. Appa sampai lupa. Ada tamu untukmu.” Ingat Kangin akan rencananya mempertemukan Siwon dengan Kyuhyun.

“Tamu?” tanya Siwon penasaran. Dia tidak ingat punya tamu atau orang lain yang ingin menjenguknya selain keluarganya sendiri.

“Ya, sejak tadi dia sudah berdiri di dekat pintu kamarmu tapi appa sengaja menyembunyikan dirinya dari pengelihatanmu.” Jawab Kangin jujur bahwa dia sengaja menyembunyikan Kyuhyun. Pengakuan ini sontak menimbulkan kecurigaan di diri Siwon. Kedua alis tebalnya bertautan menjadi satu.

“Eh? Memangnya dia siapa appa?” tanya Siwon lagi.

“Kyu, kemarilah.” Mendengar Kangin mengucapkan nama Kyuhyun, mata Siwon terbuka lebar dan bertambah lebar ketika Kangin menyingkir, mempertemukan mata hitam itu dengan sosok Kyuhyun.

“Kyu…” lirih Siwon tak percaya jika Kyuhyun bisa berada dalam kamarnya saat ini. Seingatnya, Yunho dan Heechul begitu menentang kehadiran Kyuhyun sampai membuat Siwon berpikir bahwa dia harus menunggu sampai tubuhnya cukup sehat untuk secara diam-diam bertemu dengan Kyuhyun. Namun sekarang, dia merasa tak perlu melakukan itu semua karena Kyuhyun sudah berada tepat dihadapannya.

Tidak ada yang bisa menggambarkan betapa gembiranya Siwon bisa bertatapan dengan gadis yang sudah mencuri hatinya tersebut secepat ini. Ditambah dengan situasi mereka berdua yang tidak memungkinkan untuk mereka bisa bertemu dengan mudah.

Kyuhyun sendiri hanya bisa diam meski senyum dan raut wajahnya menunjukkan kegembiraan yang sangat dalam seperti Siwon karena bisa bertemu dengan pemuda yang begitu dicintainya. Bahkan dirinya semakin senang karena Siwon juga terlihat ingin bertemu dengannya.

“Appa tinggalkan kalian berdua ya. Kyuhyun, tolong jaga Siwon.” Sahut Kangin lalu berjalan meninggalkan kamar Siwon. Kangin ingin memberikan waktu kepada keduanya untuk bicara dan menyelesaikan semua permasalahan mereka.

Setelah ditinggal oleh Kangin, baik Kyuhyun maupun Siwon belum ada yang berani membuka mulutnya. Mereka sama-sama tidak tahu harus memulai dari mana meski masing-masing tahu mereka ingin sekali mengatakan kata sayang dan cinta karena memang itu yang mereka rasakan sekarang.

Keduanya terus terdiam sampai Kyuhyun akhirnya memberanikan diri mendekati Siwon dan duduk di tepi ranjang Siwon. Kyuhyun berusaha tersenyum walau matanya berkaca-kaca dan siap menumpahkan airmata melihat keadaan Siwon saat ini.

“Bagaimana keadaanmu oppa?” tanya Kyuhyun perlahan. Kyuhyun merasa gugup sekali bisa bertemu dan bertatapan muka dengan Siwon sebebas ini. Gadis manis itu meremas kedua tangannya yang ada di atas pangkuannya walau sesekali tangan itu mengarah ke wajahnya yang berpaling sejenak dari Siwon untuk menghapus airmata yang mengalir begitu saja.

Sementara Siwon, melihat sikap kikuk Kyuhyun akhirnya menghembuskan nafas panjang. Siwon melepaskan ketegangan sarafnya dan mulai menarik dua sudut bibirnya membentuk senyuman. Tangan Siwon mencoba menggapai tangan Kyuhyun hanya saja jarak mereka terlalu jauh.

“Kyuhyun.” Panggil Siwon membuat Kyuhyun menatap Siwon sekali lagi.

“Y-ya oppa?” gagap Kyuhyun terkejut karena panggilan Siwon.

“Mendekatlah.” Ajak Siwon sembari melambaikan tangannya ke arah Kyuhyun untuk semakin mendekatinya. Kyuhyun menuruti permintaan Siwon dan mendekat ke arah Siwon.

Begitu Kyuhyun sudah dekat untuk dijangkau oleh Siwon, pemuda itu langsung meraih tangan Kyuhyun dan menggenggamnya dengan kedua tangannya dengan erat. Dan tanpa peringatan sama sekali, Siwon mengecup punggung tangan Kyuhyun cukup lama. Pemuda itu seakan tidak mau melepaskan tangan gadis pujaannya itu. Siwon takut jika dia melepaskan tangan Kyuhyun, maka gadis berpipi bulat itu akan pergi lagi dari sisinya.

Tidak.

Tidak lagi.

Siwon tidak mau itu terjadi.

“O-oppa…” lirih Kyuhyun begitu senang dan tidak percaya bahwa Siwon akan mengecup tangannya. Kyuhyun selalu berpikir bahwa Siwon membencinya karena perbuatannya waktu itu. Kyuhyun selalu berpikir bahwa Siwon tidak akan pernah mau menemuinya lagi setelah dia menyakiti hati pemuda tersebut.

Namun ini…

Perlakuan lembut yang sama yang pernah Kyuhyun terima selama mereka menjalin kasih, menjadi bukti yang menghancurkan semua pikiran itu.

“Jangan…” suara pelan Siwon menyadarkan Kyuhyun akan kenyataan. Kyuhyun masih menatap tak percaya ke arah Siwon yang terus menggenggam tangannya. Dengan sedikit terbata, Kyuhyun menanyakan maksud Siwon.

“A-apa o-oppa?”

“Jangan pergi lagi… Jangan tinggalkan aku lagi Kyu…” pinta Siwon sambil menatap dalam mata Kyuhyun.

Mendengar permintaan Siwon tadi, Kyuhyun tak kuasa menahan airmatanya. Sebenarnya apa yang sudah Kyuhyun perbuat di masa lalu sehingga mendapatkan seseorang yang begitu mencintainya seperti Siwon. Padahal Kyuhyun sudah menorehkan luka di hati pemuda berlesung pipi tersebut.

Airmata itu tak bisa berhenti. Tidak mau berhenti karena Kyuhyun melepaskan begitu saja. Tanpa menjawab permintaan Siwon, Kyuhyun bergerak semakin dekat ke arah Siwon dan memberanikan dirinya untuk memeluk Siwon setelah melepas genggaman tangan Siwon di tangannya. Gadis berambut ikal itu melingkarkan lengannya di leher dan bahu Siwon, membawa tubuhnya kedalam dekapan Kyuhyun. Jemari lentik Kyuhyun membelai rambut belakang Siwon perlahan.

Sementara Siwon, pemuda itu melingkarkan lengannya di pinggang dan punggung Kyuhyun. Siwon merebahkan dagunya di cerug leher Kyuhyun, menghirup aroma gadis kesayangannya itu. Pelukan Siwon semakin erat tatkala dia merasakan belaian Kyuhyun di rambutnya semakin menenangkan.

Keduanya tak perlu kata-kata.

Keduanya tak perlu mengucapkan apapun.

Keduanya hanya membutuhkan satu sama lain.

Keduanya hanya memerlukan hati mereka untuk mengerti satu sama lain.

Baik Kyuhyun dan Siwon merasakan kepuasan hanya dengan pelukan sederhana mereka. Mereka bisa membahas kelanjutan hubungan mereka nanti, tapi saat ini, saat ini keduanya hanya ingin merasakan kehangatan masing-masing. Siwon dan Kyuhyun hanya menginginkan sentuhan yang lama tak mereka rasakan.

Karena…

Karena rasa cinta itu bisa dirasakan dari sentuhan itu.

Kyuhyun tahu Siwon masih mencintainya.

Dan Siwon tahu Kyuhyun akan selalu mencintainya.

.

.

.

“Masih mau menghalangi mereka?”

“Tidak ada jaminan Kyuhyun bisa terus mencintai Siwon hyung Boo.”

“Tidak ada jaminan pula kalau Yunnie akan selalu mencintai Joongie juga bukan? Apa itu berarti Joongie harus berpisah dengan Yunnie?”

“Boo! Kita sama sekali berbeda dengan hyung dan Kyuhyun!”

“Dari yang Joongie lihat, kita tidak berbeda dengan Siwon oppa dan Kyunnie. Kita saling mencintai, mereka juga. Jadi dimana perbedaannya? Joongie bingung.”

“Boojaejoongie… Jangan berpikir terlalu keras, Nanti kepalamu pusing.”

“Habis Yunnie keras kepala. Bukankah Yunnie ingin Siwon oppa bahagia? Lalu kenapa Yunnie menghalangi Siwon oppa bersama dengan Kyunnie? Siwon oppa sedih lagi loh kalau berpisah dengan Kyunnie. Nanti Joongie tidak mau membantu kalau Siwon oppa tidak bisa tesenyum gara-gara Yunnie.”

.

.

.

Benarkah demikian? Benarkah aku justru membuat Siwon hyung bersedih dengan memisahkannya dari Kyuhyun? Benarkah itu hyung?

TBC

( 。・_・。)(。・_・。 )

n4oK0’s notes : Sedikit lagi. Just a little more then I will wrap this up. Be patient my wonderful amazing readers… Nao sendiri ga nyangka akan sepanjang ini ┐(´_`)┌

Chapter ini memang tidak sesuai keinginan awal Nao (maklum Nao bongkar pasang terus), tapi at least I update something.

Semoga tidak mengecewakan dang omen kalo ceritannya agak off… Nao makin lama makin gagal fokus ini (‾▿‾”) Jadi ngetiknya rada ngawur \_~(˘▾˘~)

Tidak lupa Nao mengucapkan,

Selamat hari raya Idul Adha 1436 H to my amazing readers yang merayakan. Maaf Lahir Bathin ya.

Itu aja y’all… Enjoy…

Keep Calm and Ship Wonkyu, Yunjae, and Krisho 😀

Sankyu and peace all

^^n4oK0^^